Ipda Rudi Prasetyo, SH
Wadanki II Satbrimobda Kepri
Enerjik
Di usianya yang sudah menginjak 36 tahun, Inspektur Polisi Tingkat Dua (Ipda) Rudi Prasetyo, SH masih tetap enerjik dan selalu terlihat ceria dalam siatuasi apapun dan dimanapun berada. Sulit untuk melihat bapak 2 putra ini sedih atau bermuram durja.
“Intinya terus tawakkal, jujur dan jalani saja kepercayaan yang sudah diberikan pimpinan kepada kita,” ungkap pria yang selalu melaksanakan puasa Senin-Kamis ini. Apalagi selama ini, sejak berpangkat bintara hingga perwira, suami dari Siti Alfiah, Amd Keb ini menghabiskan karir sebagai anggota polisi di Kesatuan Brimob yang mengajarkan seluruh anggotanya untuk tetap enerjik, ceria dan senang.
Bahkan, pria yang memiliki hobi marathon dan renang ini sangat menjiwai makna ‘jiwa ragaku demi kemanusiaan’ sebagaimana acapkali didengung-dengungkan di lingkungan Brimob. Alumnus Secapa Angkatan XXXV ini mengaku sangat mencintai kesatuannya tersebut dan berharap, sampai pensiun akan selalu bertugas di Brimob.
Selain itu, apa yang sampai hari ini menjadikan dia selalu terlihat enjoy dalam menjalani kehidupan ini adalah berkat didikan orangtua angkatnya seorang anggota TNI-AD yang pernah bertugas di Koramil Wlingi, Kodim 0818/13 Blitar, kota dimana dia dilahirkan. “Saya masih ingat dengan kata-kata beliau, kalau dines, mesti displin,” ujar alumnus Seba Angkatan IX Polri tahun 1993-1994 ini dengan logat Jawanya yang sedikit kental.
Selain dikenal sebagai sosok yang selalu ceria dilingkungan Brimob, ternyata orangtua dari Aliya Afifah Prasetya (7) dan Aldi Bimo Prasetyo (4) ini juga dikenal ceria dilingkungan tempat tinggalnya. Karena keramahan dan sifat ceria tadi, sampai hari ini dia sudah dipercayakan sebagai Ketua RT 06/RW 09 Taman Kota Baloi, Kelurahan Tanjunguma selama 6 tahun.
Berbagai suka maupun duka menjabat Ketua RT juga dilakoninya dengan santai dan penuh tanggungjawab. Berbagai persoalan dilingkungan alumnus Fakultas Hukum Universitas Batam ini menjadikan tambahan pengalaman untuk dirinya menjadi lebih faham dan mengerti dengan berbagai problema kehidupan.
Salah satu pengalaman yang sampai hari ini diingat pria yang pernah bertugas pada Operasi Tatoli III Timor-Timur ini, ketika salah seorang warga melaporkan tentang adanya suara-suara yang mencurigakan diatas loteng rumah warga tersebut yang dikira maling. Namun ternyata ketika diperiksa ternyata, suara gaduh dan rebut tersebut disebabkan oleh kucing yang sedang mengejar tikus.
Masih banyak lagi pengalaman bergaul dengan masyarakat yang sampai hari ini tidak pernah dia lupakan dalam kehidupannya. Yang penting, sebagai Ketua RT harus mampu mendengarkan dan menyerap semua aspirasi yang disampaikan oleh warga dan persoalan yang sedang berkembang.
Mungkin itulah sebabnya sampai hari ini dia masih dipercayakan warga untuk terus menjabat sebagai Ketua RT di lingkungan yang multi etnik, suku dan budaya tersebut. “Jalani saja, tawakkal. Jangan lupa shalat 5 wakktu,” tandas pria yang pernah mengikuti operasi pemulangan WNA Vietnam hingga ke Siagon dan Hanoi ini membuka rahasia dirinya selama ini.(BW)
Iqro.....Bacalah!
Surat pertama dalam Al Qur'an diawali dengan kata Iqro' yang berarti bacalah. Surat tadi mengandung sebuah perintah, agar kita semua wajib membaca kapan pun dan dimana pun. Kita semua mengakui dan meyakini bahwa perkembangan dan pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Pertama faktor intern, berupa bakat dari keturunan orang tua atau genetik, yakni bawaan anak tersebut ketika dia dilahirkan. Kedua adalah faktor ekstern, berupa pendidikan dan pengalaman semasa hidupnya.
Pertama faktor intern, berupa bakat dari keturunan orang tua atau genetik, yakni bawaan anak tersebut ketika dia dilahirkan. Kedua adalah faktor ekstern, berupa pendidikan dan pengalaman semasa hidupnya.
Sabtu, 23 Oktober 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
Siswa SMPN 11 Bintan Goro Tambal Jalan
Tak Ada Yang Peduli
Siswa SMPN 11 Bintan Goro Tambal Jalan
TANJUNGUBAN – Karena sudah sekian lama tidak ada yang memperdulikan kondisi jalan menuju lokasi SMPN 11 Bintan yang berlubang, ratusan pelajar sekolah tersebut akhirnya berinsiatif melakukan penimbunan lubang-lubang yang ada dengan mempergunakan tanah sekitar.
“Sudah sekian lama kondisi jalan ini berlubang-lubang tapi tidak ada upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah,” ungkap salah seorang guru SMPN 11 Bintan yang minta tidak dituliskan namanya kepada Warta Tanjunguban, kemarin.
Menurutnya, walaupun sudah berkali-kali dipublikasikan oleh berbagai media massa cetak tentang kondisi yang terjadi namun sampai hari ini tidak ada campur tangan dari pemerintah daerah maupun pemerintahan setempat untuk melakukan perbaikan di jalan tersebut.
Padahal dilokasi tersebut tidak hanya terdapat gedung SMPN 11 Bintan saja tetapi juga ada SMKN 1 Bintan dan pelabuhan bongkar muat tabung gas LPG milik sejumlah pengusaha di Tanjunguban. “Akhirnya atas inisiatif dari Kepala Sekolah, kita bersama anaka-anak gotong royong memperbaiki jalan ini,” tandas dia.
Sementara itu ditemui terpisah, Nurdin, salah seorang orangtua murid SMPN 11 Bintan kepada harian ini mengungkapkan rasa bangganya terhadap inisiatif dan inovasi yang dilakukan guru-guru dan siswa siswi SMPN 11 Bintan.
Diakuinya, beberapa ruas jalan menuju SMPN 11 Bintan memang sangat memperihatinkan dan rawan terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Sudah beberapa kali terjadi kecelakaan dijalan itu. Bahkan ada juga yang sampai meninggal dunia,” tegas Udin.
Udin menyayangkan kinerja pemerintah daerah yang lamban dalam melihat persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Seharusnya, setiap input atau masukan dari masyarakat perlu direspon secara cepat oleh pemerintah dengan memberikan solusi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Selain itu, dia juga menyayangkan sikap salah satu anggota DPRD Bintan yang tinggal tidak jauh dari lokasi SMPN 11 Bintan yang terkesan tidak mau peduli dengan kondisi jalan tersebut. “Seharusnya kalau dia (anggota DPRD) mau mengambil simapti masyarakat, inilah saat yang tepat,” ujar Udin.
Sementara dari pantauan Warta Tanjunguban, ratusan pelajar SMPN 11 Bintan ditemani sejumlah guru bergotong royong menimbun lubang-lubang yang terdapat dijalan penghubung Tanjunguban-SMPN 11 Bintan tersebut. Dengan mempergunakan cangkul, gerobak dan karung bekas, para pelajar terlihat menggali tanah yang ada disekitar jalan.
Bahkan gundukan batu granit ukuran 3/8 sisa pekerjaan penimbunan dan pengerasan jalan tersbeut dipergunakan mereka untuk menutupi lubang dengan diameter 1-2 meter tersebut. “Lumayanlah Om, capek juga. Tapi inikan untuk kita juga,” ungkap salah seorang pelajar kepada harian ini. (BW)
Siswa SMPN 11 Bintan Goro Tambal Jalan
TANJUNGUBAN – Karena sudah sekian lama tidak ada yang memperdulikan kondisi jalan menuju lokasi SMPN 11 Bintan yang berlubang, ratusan pelajar sekolah tersebut akhirnya berinsiatif melakukan penimbunan lubang-lubang yang ada dengan mempergunakan tanah sekitar.
“Sudah sekian lama kondisi jalan ini berlubang-lubang tapi tidak ada upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah,” ungkap salah seorang guru SMPN 11 Bintan yang minta tidak dituliskan namanya kepada Warta Tanjunguban, kemarin.
Menurutnya, walaupun sudah berkali-kali dipublikasikan oleh berbagai media massa cetak tentang kondisi yang terjadi namun sampai hari ini tidak ada campur tangan dari pemerintah daerah maupun pemerintahan setempat untuk melakukan perbaikan di jalan tersebut.
Padahal dilokasi tersebut tidak hanya terdapat gedung SMPN 11 Bintan saja tetapi juga ada SMKN 1 Bintan dan pelabuhan bongkar muat tabung gas LPG milik sejumlah pengusaha di Tanjunguban. “Akhirnya atas inisiatif dari Kepala Sekolah, kita bersama anaka-anak gotong royong memperbaiki jalan ini,” tandas dia.
Sementara itu ditemui terpisah, Nurdin, salah seorang orangtua murid SMPN 11 Bintan kepada harian ini mengungkapkan rasa bangganya terhadap inisiatif dan inovasi yang dilakukan guru-guru dan siswa siswi SMPN 11 Bintan.
Diakuinya, beberapa ruas jalan menuju SMPN 11 Bintan memang sangat memperihatinkan dan rawan terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Sudah beberapa kali terjadi kecelakaan dijalan itu. Bahkan ada juga yang sampai meninggal dunia,” tegas Udin.
Udin menyayangkan kinerja pemerintah daerah yang lamban dalam melihat persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Seharusnya, setiap input atau masukan dari masyarakat perlu direspon secara cepat oleh pemerintah dengan memberikan solusi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Selain itu, dia juga menyayangkan sikap salah satu anggota DPRD Bintan yang tinggal tidak jauh dari lokasi SMPN 11 Bintan yang terkesan tidak mau peduli dengan kondisi jalan tersebut. “Seharusnya kalau dia (anggota DPRD) mau mengambil simapti masyarakat, inilah saat yang tepat,” ujar Udin.
Sementara dari pantauan Warta Tanjunguban, ratusan pelajar SMPN 11 Bintan ditemani sejumlah guru bergotong royong menimbun lubang-lubang yang terdapat dijalan penghubung Tanjunguban-SMPN 11 Bintan tersebut. Dengan mempergunakan cangkul, gerobak dan karung bekas, para pelajar terlihat menggali tanah yang ada disekitar jalan.
Bahkan gundukan batu granit ukuran 3/8 sisa pekerjaan penimbunan dan pengerasan jalan tersbeut dipergunakan mereka untuk menutupi lubang dengan diameter 1-2 meter tersebut. “Lumayanlah Om, capek juga. Tapi inikan untuk kita juga,” ungkap salah seorang pelajar kepada harian ini. (BW)
Kapolres Minta Jaga Nama Baik Alumni
Dari Sertijab Pama Polres Bintan
Kapolres Minta Jaga Nama Baik Alumni
TANJUNGUBAN – Kapolres Bintan AKBP YS Widodo menegaskan kepada seluruh mantan perwira yang pernah bertugas dilingkungan Polres Bintan untuk menjaga nama baik alumni. Kapolres menekankan agar para mantan perwira untuk tidak sekali-sekali membuat malu nama Polres Bintan.
Penegasan Kapolres AKBP YS Widodo tersebut diungkapkannya saat menyampaikan sambutan pada acara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Bagian (Kabag), Kepala Satuan (Kasat) dan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) dilingkungan Polres Bintan yang dilaksanakan di aula Mapolres, jalan Tamansari Nomor 1, Tanjunguban, Senin (18/10).
“Kepada para perwira utama yang hari ini akan meninggalkan Polres Bintan, saya minta untuk tetap memelihara nama baik alumni Polres Bintan dimana saja bertugas,” tegas Kapolres. Widodo juga berharap agar para mantan perwira untuk tidak sekali-sekali membuat malu nama Polres Bintan dimana saja berada.
Sedangkan diawal sambutannya, Kapolres AKBP Yohannes Sismardi Widodo, SH, MH mengatakan sertijab adalah hal biasa dilingkungan organisasi Polri. Selain itu dilaksanakannya sertijab terkait keluarnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Nomor KEP/366/VI/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Kepolisian Negara RI dan berubahnya status Polres Bintan dari persiapan menjadi definitive.
Sehingga beberapa jabatan yang selama ini dijabat oleh perwira dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) seperti Kabag Perencanaan (Ren), Kabag Sumber Daya (Sumda) dan Kabag Operasi (Ops) mengalami perubahan menjadi Komisaris Polisi (Kompol) atau AKP yang akan naik pangkat menjadi Kompol pada Januari tahun depan.
Kapolres juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para perwira yang akan meninggalkan Polres Bintan dan menegaskan kepada para perwira yang baru bertugas untuk segera menyesuaikan diri dengan kondisi dan lapangan yang ada di wilayah hokum Polres Bintan.
“Kepada rekan-rekan yang baru bergabung, tunjukkan bahwa rekan-rekan bisa lebih baik lagi disini. Terus buat inovasi-inovasi sebagaimana dilakukan ditempat yang lama,” tegas Kapolres. Widodo mengakui tingkat kerawanan hukum di Polres Bintan yang sangat tinggi sehingga dibutuhkan intelijen yang sangat tinggi pula agar Polres Bintan tidak kecolongan.
“Kepada Kapolsek untuk bisa menjadi garda terdepan terhadap setiap persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Mari kita tunjukkan bahwa kita mampu menjadi pelayana bagi masyarakat,” ujar Kapolres mengkahiri.
Adapun para perwira yang mengikuti sertijab tahap pertama terdiri dari AKP Aidina Yulis sebagai Kabag Ren, Kompol Suhaino Handoko menggantikan AKP Abdul Mubin sebagai Kabag Sumda. AKP Hotlan Butar Butar yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Sabhara dilantik sebagai Kasat Reskrim menggantikan AKP Hardiono. Jabatan Kasat Sabhara dipercayakan kepada AKP Azwir.
Sedangkan AKP Hardiono mendapatkan promosi sebagai Kabagops menggantikan AKP Jaswir yang dimutasi sebagai Kasat Intelkam Polresta Tanjungpinang. Berikutnya, jabatan Kasat Lantas diserahkan dari AKP Ismet Rudiyanto kepada AKP Dody Indra yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Teluk Bintan.
Sementara jabatan Kasat Intelkam diserahterimakan dari AKP Ardiyanto kepada AKP Sepman Purba. Terakhir, jabatan Kapolsek Teluk Bintan yang ditinggalkan AKP Doddy Indra Eka Putra diserahterimakan kepada AKP Andy Rahmansyah. “Tinggal jabatan Kapolsek Bintan Utara saja yang belum kita laksanakan, masih menunggu,” tandas Kapolres.
Selain mendapatkan tambahan beberapa perwira berpangkat AKP keatas, Polres Bintan juga mendapatkan tambahan 8 perwira berpangkat Inspektur Tingkat Dua (Ipda) yang akan mengisi sejumlah posisi di Polres Bintan.
Usai acara sertijab dilanjutkan dengan acara ramah tamah yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, pengusaha serta anggota Polres Bintan. Dalam kesempatan itu, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kasat Intelkam AKP Sepman Purba serta sejumlah perwira lainnya berkenan menyumbangkan suara emas mereka. (BW)
Kapolres Minta Jaga Nama Baik Alumni
TANJUNGUBAN – Kapolres Bintan AKBP YS Widodo menegaskan kepada seluruh mantan perwira yang pernah bertugas dilingkungan Polres Bintan untuk menjaga nama baik alumni. Kapolres menekankan agar para mantan perwira untuk tidak sekali-sekali membuat malu nama Polres Bintan.
Penegasan Kapolres AKBP YS Widodo tersebut diungkapkannya saat menyampaikan sambutan pada acara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Bagian (Kabag), Kepala Satuan (Kasat) dan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) dilingkungan Polres Bintan yang dilaksanakan di aula Mapolres, jalan Tamansari Nomor 1, Tanjunguban, Senin (18/10).
“Kepada para perwira utama yang hari ini akan meninggalkan Polres Bintan, saya minta untuk tetap memelihara nama baik alumni Polres Bintan dimana saja bertugas,” tegas Kapolres. Widodo juga berharap agar para mantan perwira untuk tidak sekali-sekali membuat malu nama Polres Bintan dimana saja berada.
Sedangkan diawal sambutannya, Kapolres AKBP Yohannes Sismardi Widodo, SH, MH mengatakan sertijab adalah hal biasa dilingkungan organisasi Polri. Selain itu dilaksanakannya sertijab terkait keluarnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Nomor KEP/366/VI/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Kepolisian Negara RI dan berubahnya status Polres Bintan dari persiapan menjadi definitive.
Sehingga beberapa jabatan yang selama ini dijabat oleh perwira dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) seperti Kabag Perencanaan (Ren), Kabag Sumber Daya (Sumda) dan Kabag Operasi (Ops) mengalami perubahan menjadi Komisaris Polisi (Kompol) atau AKP yang akan naik pangkat menjadi Kompol pada Januari tahun depan.
Kapolres juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para perwira yang akan meninggalkan Polres Bintan dan menegaskan kepada para perwira yang baru bertugas untuk segera menyesuaikan diri dengan kondisi dan lapangan yang ada di wilayah hokum Polres Bintan.
“Kepada rekan-rekan yang baru bergabung, tunjukkan bahwa rekan-rekan bisa lebih baik lagi disini. Terus buat inovasi-inovasi sebagaimana dilakukan ditempat yang lama,” tegas Kapolres. Widodo mengakui tingkat kerawanan hukum di Polres Bintan yang sangat tinggi sehingga dibutuhkan intelijen yang sangat tinggi pula agar Polres Bintan tidak kecolongan.
“Kepada Kapolsek untuk bisa menjadi garda terdepan terhadap setiap persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Mari kita tunjukkan bahwa kita mampu menjadi pelayana bagi masyarakat,” ujar Kapolres mengkahiri.
Adapun para perwira yang mengikuti sertijab tahap pertama terdiri dari AKP Aidina Yulis sebagai Kabag Ren, Kompol Suhaino Handoko menggantikan AKP Abdul Mubin sebagai Kabag Sumda. AKP Hotlan Butar Butar yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Sabhara dilantik sebagai Kasat Reskrim menggantikan AKP Hardiono. Jabatan Kasat Sabhara dipercayakan kepada AKP Azwir.
Sedangkan AKP Hardiono mendapatkan promosi sebagai Kabagops menggantikan AKP Jaswir yang dimutasi sebagai Kasat Intelkam Polresta Tanjungpinang. Berikutnya, jabatan Kasat Lantas diserahkan dari AKP Ismet Rudiyanto kepada AKP Dody Indra yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Teluk Bintan.
Sementara jabatan Kasat Intelkam diserahterimakan dari AKP Ardiyanto kepada AKP Sepman Purba. Terakhir, jabatan Kapolsek Teluk Bintan yang ditinggalkan AKP Doddy Indra Eka Putra diserahterimakan kepada AKP Andy Rahmansyah. “Tinggal jabatan Kapolsek Bintan Utara saja yang belum kita laksanakan, masih menunggu,” tandas Kapolres.
Selain mendapatkan tambahan beberapa perwira berpangkat AKP keatas, Polres Bintan juga mendapatkan tambahan 8 perwira berpangkat Inspektur Tingkat Dua (Ipda) yang akan mengisi sejumlah posisi di Polres Bintan.
Usai acara sertijab dilanjutkan dengan acara ramah tamah yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, pengusaha serta anggota Polres Bintan. Dalam kesempatan itu, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kasat Intelkam AKP Sepman Purba serta sejumlah perwira lainnya berkenan menyumbangkan suara emas mereka. (BW)
Selasa, 19 Oktober 2010
Warga Tionghoa Bangun Patung Dewa Guan Shen Di Jun 18 Meter
Warga Tionghoa Bangun Patung Dewa Guan Shen Di Jun 18 Meter
TANJUNGUBAN – Warga tionghoa diseluruh Kepri dihimbau untuk bersama-sama menjadi donatur bagi terlaksananya pembangunan patung Dewa Guan Shen Di Jun setinggi 18 meter yang akan dibangun di Kelenteng Guan Shen Di Jun, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluk Sebong.
Harapan dan permintaan itu setidaknya disampaikan oleh Ketua Panitia sembahyang keselamatan dan kesejahteraan Kelenteng Guan Shen Di Jun Alex Hussy saat menyampaikan sambutannya dalam bahasa Mandarin didampingi sejumlah pengurus kelenteng seperti Sabar, Hongku, Anthoni, Suparman dan Sugoarto, Sabtu (16/10) malam.
Selain Alex Hussy, permintaan yang sama juga disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang Bobby Jayanto dan anggota DPRD Kota Batam Asmin Patros saat diminta untuk menyampaikan sepatah dua patah kata oleh panitia.
“Hanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang mampu mewujudkan keinginan masyarakat disini untuk mendirikan patung Dewa Guan Shen Di Jun didaerah ini,” ungkap Asmin Patros yang malam itu mempergunakan bahasa Indonesia dalam sambutannya.
Menurut Asmin, kehadiran patung Dewa Guan Shen Di Jun akan mampu memberikan nilai lebih bagi keberadaan kelenteng tersebut. Tidak saja dimata umat Budha yang ada di Kepri saja tetapi hingga ke mancanegara terkait keberadaan Kawasan Pariwisata Internasional Bintan Lagoi yang hanya beberapa meter saja dari kelenteng tersebut.
Dalam kesempatan malam itu juga Asmin Patros berkenan memandu acara lelang berbagai pernak-pernik khas tionghoa seperti kue bolu, lukisan patung Budha, jade Budha, jade naga, jade bongsai dan berbagai ornament menarik lainnya yang berhasil meraup dana segar dari masyarakat, pengusaha tionghoa yang hadir sebesar ratusan juta rupiah.
“Semua barang-barang yang dilelang malam ini, original, asli. Ada sertifikatnya dan kita jamin bapak-bapak dan ibu-ibu akan puas mendapatkannya,” teriak Asmin Patros dalam logat Mandarinnya didepan ribuan masyarakat tionghoa yang hadir dari berbagai daerah di Kepri, Singapura dan Malaysia.
Sementara itu pada siang harinya, seorang warga yang sudah kemasukan roh Dewa Guan Shen Di Jun berkenan melakukan pemberkatan lokasi lelang yang diletakkan ditengah-tengah halaman kelenteng. “Kita ingin membangun patung Dewa Guan Shen Di Jun, kalau Warta Tanjunguban.
Ribuan masyarakat tionghoa tumpah ruah mendatangi kelenteng yang persis menghadap Selat Malaka tersebut. Bau hio yang dibakar warga dari dari pedupaan didepan sejumlah patung dewa menambah sakralnya kegiatan yang dilaksanakan sepanjang hari tersebut. (BW)
TANJUNGUBAN – Warga tionghoa diseluruh Kepri dihimbau untuk bersama-sama menjadi donatur bagi terlaksananya pembangunan patung Dewa Guan Shen Di Jun setinggi 18 meter yang akan dibangun di Kelenteng Guan Shen Di Jun, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluk Sebong.
Harapan dan permintaan itu setidaknya disampaikan oleh Ketua Panitia sembahyang keselamatan dan kesejahteraan Kelenteng Guan Shen Di Jun Alex Hussy saat menyampaikan sambutannya dalam bahasa Mandarin didampingi sejumlah pengurus kelenteng seperti Sabar, Hongku, Anthoni, Suparman dan Sugoarto, Sabtu (16/10) malam.
Selain Alex Hussy, permintaan yang sama juga disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang Bobby Jayanto dan anggota DPRD Kota Batam Asmin Patros saat diminta untuk menyampaikan sepatah dua patah kata oleh panitia.
“Hanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang mampu mewujudkan keinginan masyarakat disini untuk mendirikan patung Dewa Guan Shen Di Jun didaerah ini,” ungkap Asmin Patros yang malam itu mempergunakan bahasa Indonesia dalam sambutannya.
Menurut Asmin, kehadiran patung Dewa Guan Shen Di Jun akan mampu memberikan nilai lebih bagi keberadaan kelenteng tersebut. Tidak saja dimata umat Budha yang ada di Kepri saja tetapi hingga ke mancanegara terkait keberadaan Kawasan Pariwisata Internasional Bintan Lagoi yang hanya beberapa meter saja dari kelenteng tersebut.
Dalam kesempatan malam itu juga Asmin Patros berkenan memandu acara lelang berbagai pernak-pernik khas tionghoa seperti kue bolu, lukisan patung Budha, jade Budha, jade naga, jade bongsai dan berbagai ornament menarik lainnya yang berhasil meraup dana segar dari masyarakat, pengusaha tionghoa yang hadir sebesar ratusan juta rupiah.
“Semua barang-barang yang dilelang malam ini, original, asli. Ada sertifikatnya dan kita jamin bapak-bapak dan ibu-ibu akan puas mendapatkannya,” teriak Asmin Patros dalam logat Mandarinnya didepan ribuan masyarakat tionghoa yang hadir dari berbagai daerah di Kepri, Singapura dan Malaysia.
Sementara itu pada siang harinya, seorang warga yang sudah kemasukan roh Dewa Guan Shen Di Jun berkenan melakukan pemberkatan lokasi lelang yang diletakkan ditengah-tengah halaman kelenteng. “Kita ingin membangun patung Dewa Guan Shen Di Jun, kalau Warta Tanjunguban.
Ribuan masyarakat tionghoa tumpah ruah mendatangi kelenteng yang persis menghadap Selat Malaka tersebut. Bau hio yang dibakar warga dari dari pedupaan didepan sejumlah patung dewa menambah sakralnya kegiatan yang dilaksanakan sepanjang hari tersebut. (BW)
Senin, 18 Oktober 2010
TOKOH TANJUNGUBAN
Syamsuddin AT
Ketua Harian IMI Kepri
Walaupun cita-cita masa kecilnya tidak tercapai untuk menjadi seorang pembalap sepeda motor terkenal, namun hal itu tidak membuat kecewa bagi Syamsuddin AT. Pasalnya, salah satu anak kesayangannya saat ini tercatat sebagai salah seorang pembalap yang cukup dikenali di Provinsi Kepri.
“Dulu memang, saya punya cita-cita bisa jadi pembalap terkenal di daerah ini. Kalau mereka sudah memakai pakaian balap kayaknya gagah gitu,” ungkap Ketua Harian Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Kepulauan Riau ini.
Walau cita-cita alumnus STMN Tanjungpinang jurusan mesin ini kandas karena persoalan ekonomi kedua orangtuanya saat itu namun ketika Ivan AG, salah satu anaknya mengungkapkan keinginannya untuk menekuni olahraga balap motor cilik (mocil) memori masa lalu itu terkenang kembali.
Kini, untuk memenuhi keinginan dan hobi anaknya tersebut, pengusaha jasa perhubungan darat ini rela mengeluarkan uang berjuta-juta rupiah sekedar untuk membelikan satu unit mocil atau membelikan pakaian balap yang lengkap dan sesuai standar lomba balap.
Hasil pengorbanannya selama ini dan berkat kemauan dan kerja keras yang ditunjukkan anaknya selama beberapa tahun lalu, akhirnya nama Ivan AG mampu mengharumkan nama Tanjunguban, tidak hanya ditingkat Kabupaten Bintan ataupun Provinsi Kepri tetapi hingga ke mancanegara.
Menurut Sam, penyaluran minat dan hobi generasi muda kepada olahraga balap diarena mampu mengeliminir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain sudah dilengkapi dengan pakai balap yang memenuhi standar keselamatan seperti dilengkapi bantalan pada bahu, siku, kedua sisi badan dan sendi panggul, bagian belakang badan dan lutut.
Balapan diarena juga searah dan tidak seperti apabila dilakukan dijalanraya yang tentunya banyak kenderaan dari berbagai arah. “Jadi bagi orangtua untuk tidak khawatir kalau ada anak-anak kita yang ingin menekuni olahraga balap secara professional. Biarkan bakat dan minat anak-anak berkembang secara alami, kita tinggal menudkung saja,” tandas Sam. (BW)
Syamsuddin AT
Ketua Harian IMI Kepri
Turun Ke Anak
Walaupun cita-cita masa kecilnya tidak tercapai untuk menjadi seorang pembalap sepeda motor terkenal, namun hal itu tidak membuat kecewa bagi Syamsuddin AT. Pasalnya, salah satu anak kesayangannya saat ini tercatat sebagai salah seorang pembalap yang cukup dikenali di Provinsi Kepri.
“Dulu memang, saya punya cita-cita bisa jadi pembalap terkenal di daerah ini. Kalau mereka sudah memakai pakaian balap kayaknya gagah gitu,” ungkap Ketua Harian Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Kepulauan Riau ini.
Walau cita-cita alumnus STMN Tanjungpinang jurusan mesin ini kandas karena persoalan ekonomi kedua orangtuanya saat itu namun ketika Ivan AG, salah satu anaknya mengungkapkan keinginannya untuk menekuni olahraga balap motor cilik (mocil) memori masa lalu itu terkenang kembali.
Kini, untuk memenuhi keinginan dan hobi anaknya tersebut, pengusaha jasa perhubungan darat ini rela mengeluarkan uang berjuta-juta rupiah sekedar untuk membelikan satu unit mocil atau membelikan pakaian balap yang lengkap dan sesuai standar lomba balap.
Hasil pengorbanannya selama ini dan berkat kemauan dan kerja keras yang ditunjukkan anaknya selama beberapa tahun lalu, akhirnya nama Ivan AG mampu mengharumkan nama Tanjunguban, tidak hanya ditingkat Kabupaten Bintan ataupun Provinsi Kepri tetapi hingga ke mancanegara.
Menurut Sam, penyaluran minat dan hobi generasi muda kepada olahraga balap diarena mampu mengeliminir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain sudah dilengkapi dengan pakai balap yang memenuhi standar keselamatan seperti dilengkapi bantalan pada bahu, siku, kedua sisi badan dan sendi panggul, bagian belakang badan dan lutut.
Balapan diarena juga searah dan tidak seperti apabila dilakukan dijalanraya yang tentunya banyak kenderaan dari berbagai arah. “Jadi bagi orangtua untuk tidak khawatir kalau ada anak-anak kita yang ingin menekuni olahraga balap secara professional. Biarkan bakat dan minat anak-anak berkembang secara alami, kita tinggal menudkung saja,” tandas Sam. (BW)
REI Sudah Bagi-Bagikan Jatah Listrik Untuk Developer
REI Sudah Bagi-Bagikan Jatah Listrik Untuk Developer
TANJUNGUBAN – Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Kepri menegaskan pembagian jatah 50 persen pasang baru listrik PLN untuk anggotanya di Tanjunguban sudah kelar. Untuk wilayah Tanjunguban, dicapai kesepakatan untuk membagi jatah pasang baru tersebut berdasarkan kesepakatan bersama.
“Kalau mereka (developer) mengatakan itu (persentase pembagian) belum pernah ada, itu bukan anggota REI. Kita sudah rapat lebih dari 4 kali untuk menentukan itu. Itu sudah kita bagi dan kalau menyatakan itu belum pernah ada, mereka bukan anggota REI,” ungkap Ketua REI Kepri Ahmad Mipon kepada Warta Tanjunguban, Minggu (10/10).
Menurut Mipon, saat ini developer yang terdaftar sebagai anggota REI Kepri di Tanjunguban hanya dua. Masing-masing dengan nama pemilik (owner) Akok dan Suryono. Selebihnya kata dia, ada developer yang tidak mau memperpanjang karena beranggapan kalau selama ini menjadi anggota REI tidak bermanfaat..
Terkait persentase pembagian jatah pasang baru listrik dari PLN, Mipon mengatakan kalau mereka memakai kesepakatan bersama. Pasalnya kalau mempergunakan azas keadilan, hal itu menimbulkan semacam protes dari developer yang membangun rumah dalam jumlah besar.
“Kita tidak berdasarkan jumlah anggota saja. Kalau berdasarkan keadilan, susah nanti. Yang besar dan yang kecil harus dibagi sama, itu adil. Tapi yang besar mengatakan itu tidak adil. Jadi mau tidak mau, kita adakan pembicaraan, adakan rapat. Kalau kesepakatan bersama sudah puas, puaslah. Gak ada yang nangis disitu,” tegas Mipon.
Disinggung belum adanya surat pemberitahuan pembagian jatah pasang baru dari REI sebagaimana disampaikan Manajer PLN Tanjunguban beberapa waktu lalu, Mipon mengatakan kalau yang ngomong bukan bidangnya.
Selama ini, REI hanya berkoordinasi dengan Pimpinan PLN Wilayah Kepri yang mengarahkan untuk memasukkan surat pemberitahuan ke Manajer PLN Cabang Tanjungpinang. “Jadi kami tidak berkoordinasi dengan masing-masing wilayah,” ujar Mipon.
Seraya mengakhiri, Mipon menegaskan kepada semua developer yang terdaftar sebagai anggota REI untuk tidak khawatir terhadap kondisi kelistrikan yang ada di Kepri. Mipon menjamin bahwa kedepan, 95 persen persoalan listrik tidak akan terjadi lagi. “Listrik tidak ada maslaah lagi, silahkan bangun,” tegas Mipon.
Sedangkan bagi anggota REI yang keluar, Mipon mengimbau untuk segera berkomunikasi dengan skretariat REI. REI kata Mipon mampu memberikan bantuan uang bagi anggota yang kesulitan dana. Begitu juga bagi anggota REI yang tidak punya uang untuk memasukkan listrik bisa dibantu melalui BTN untuk mengeluarkan dana listrik mereka.
“Untuk pembagian pasang baru listrik PLN, bagi perumahan diluar REI antri dengan perumahan umum. Kalau REI, ada pembagian sebagaimana ditetapkan PLN. Ini berlaku diseluruh Indonesia, bukan di Kepri saja,” ujar calon wakil bupati Bintan yang pernah berpasangan dengan mantan Bupati Bintan Andi Rivai Siregar ini,.
Kurang Tanggap
Sementara itu sejumlah developer yang pernah menjadi anggota REI Kepri dalam kesempatan terpisah kepada Warta Tanjunguban mengatakan, mundurnya mereka dari keanggotaan karena kurang tanggapnya REI dalam menanggapi kesulitan anggotanya.
“Saya mundur, karena selama ini REI tidak mampu memberikan solusi terkait persoalan yang dihadapi developer, seperti listrik,” ungkap William, bos Perumahan Bukit Air Molek di Sungai Kecil, Kecamatan Teluk Sebong kepada harian ini.
Dia tidak mempersoalkan jatah pembagian pasang baru listrik yang didapat REI. Pasalnya selama ini, dia memilih lokasi yang sudah terdapat aliran listriknya. “Kalau sekarang, biar seperti sekarang saja. Belum ada rencana (bangun baru),” tandas William.
Sedangkan terpisah, Akuang, bos Perumahan Indunsuri Raya Tanjunguban kepada harian ini mengaku bingung terkait tidak adanya koordinasi antara REI dengan dirinya. Padahal selama ini dia sudah memenuhi semua kewajiban keanggotaanya sebagai anggota REI.
Dia mengaku sangat berharap bisa dimasukkan sebagai salah satu developer dengan jatah pasang baru listrik PLN tersebut. Namun kalau kemudian REI menganggap dia bukan sebagai anggota maka tentunya dia tidak bisa berbuat banyak. “Memang sih, untuk iuran tahun 2010 saya belum bayar, tapi tahun-tahun sebelumnya sudah,” tandas Akuang.
Menanggapi hal itu, Ahmad Mipon kepada harian ini mengatakan REI bukan pemilik saham di PLN. Kalau saja REI memiliki saham 50 persen saja di PLN maka persoalan-persoalan kelistrikan bagi perumahan tidak akan pernah terjadi.
“Dia fikir kita punya saham 50 persen di PLN. Sebentar saja kita sambungkan.,” tegas Mipon. Adanya kebijakan 50 persen pasang baru yang disetujui PLN kata Mipon tidak terlepas dari peran DPR RI di Jakarta.
Setelah adanya desakan dari REI beberapa waktu lalu ke DPR RI dan ditindaklanjuti dengan turunnya anggaran bagi PLN, akhirnya disepakati dilakukan penyambungan baru untuk masyarakat umum dan perumahan anggota REI. “REI itu cuma wadah berkumpul saja, bukan mementukan listrik harus nnyambung, sertifikat harus keluar, membangun rumah itu tugas developer,” tutur Mipon.
Disinggung status keanggotan REI atas nama Akuang, Mipon mengatakan setahunya, Akuang belum terdaftar sebagai anggota REI. Kalaupun pernah menjadi anggota kata Mipon berkemungkinan Akuang tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota.
Setiap anggota REI kata Mipon mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tahun. Sedangkan bagi anggota yang terlambat atau menunggak iuran menurut pendapat Mipon bukan anggota REI. “Kalau sudah setahun meninggalkan rumah, dia bukan penghuni rumah itu lagi,” ujar Mipon.
Seraya mengakhiri, Mipon mengimbau kepada developer yang belum menjadi anggota REI untuk segera mendaftarkan diri. “Kalau belum terdaftar, cepat daftar. Kita akan prioritaskan (sambungan baru PLN) untuk tahun berikutnya,” janji Mipon mengakhiri.(BW)
TANJUNGUBAN – Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Kepri menegaskan pembagian jatah 50 persen pasang baru listrik PLN untuk anggotanya di Tanjunguban sudah kelar. Untuk wilayah Tanjunguban, dicapai kesepakatan untuk membagi jatah pasang baru tersebut berdasarkan kesepakatan bersama.
“Kalau mereka (developer) mengatakan itu (persentase pembagian) belum pernah ada, itu bukan anggota REI. Kita sudah rapat lebih dari 4 kali untuk menentukan itu. Itu sudah kita bagi dan kalau menyatakan itu belum pernah ada, mereka bukan anggota REI,” ungkap Ketua REI Kepri Ahmad Mipon kepada Warta Tanjunguban, Minggu (10/10).
Menurut Mipon, saat ini developer yang terdaftar sebagai anggota REI Kepri di Tanjunguban hanya dua. Masing-masing dengan nama pemilik (owner) Akok dan Suryono. Selebihnya kata dia, ada developer yang tidak mau memperpanjang karena beranggapan kalau selama ini menjadi anggota REI tidak bermanfaat..
Terkait persentase pembagian jatah pasang baru listrik dari PLN, Mipon mengatakan kalau mereka memakai kesepakatan bersama. Pasalnya kalau mempergunakan azas keadilan, hal itu menimbulkan semacam protes dari developer yang membangun rumah dalam jumlah besar.
“Kita tidak berdasarkan jumlah anggota saja. Kalau berdasarkan keadilan, susah nanti. Yang besar dan yang kecil harus dibagi sama, itu adil. Tapi yang besar mengatakan itu tidak adil. Jadi mau tidak mau, kita adakan pembicaraan, adakan rapat. Kalau kesepakatan bersama sudah puas, puaslah. Gak ada yang nangis disitu,” tegas Mipon.
Disinggung belum adanya surat pemberitahuan pembagian jatah pasang baru dari REI sebagaimana disampaikan Manajer PLN Tanjunguban beberapa waktu lalu, Mipon mengatakan kalau yang ngomong bukan bidangnya.
Selama ini, REI hanya berkoordinasi dengan Pimpinan PLN Wilayah Kepri yang mengarahkan untuk memasukkan surat pemberitahuan ke Manajer PLN Cabang Tanjungpinang. “Jadi kami tidak berkoordinasi dengan masing-masing wilayah,” ujar Mipon.
Seraya mengakhiri, Mipon menegaskan kepada semua developer yang terdaftar sebagai anggota REI untuk tidak khawatir terhadap kondisi kelistrikan yang ada di Kepri. Mipon menjamin bahwa kedepan, 95 persen persoalan listrik tidak akan terjadi lagi. “Listrik tidak ada maslaah lagi, silahkan bangun,” tegas Mipon.
Sedangkan bagi anggota REI yang keluar, Mipon mengimbau untuk segera berkomunikasi dengan skretariat REI. REI kata Mipon mampu memberikan bantuan uang bagi anggota yang kesulitan dana. Begitu juga bagi anggota REI yang tidak punya uang untuk memasukkan listrik bisa dibantu melalui BTN untuk mengeluarkan dana listrik mereka.
“Untuk pembagian pasang baru listrik PLN, bagi perumahan diluar REI antri dengan perumahan umum. Kalau REI, ada pembagian sebagaimana ditetapkan PLN. Ini berlaku diseluruh Indonesia, bukan di Kepri saja,” ujar calon wakil bupati Bintan yang pernah berpasangan dengan mantan Bupati Bintan Andi Rivai Siregar ini,.
Kurang Tanggap
Sementara itu sejumlah developer yang pernah menjadi anggota REI Kepri dalam kesempatan terpisah kepada Warta Tanjunguban mengatakan, mundurnya mereka dari keanggotaan karena kurang tanggapnya REI dalam menanggapi kesulitan anggotanya.
“Saya mundur, karena selama ini REI tidak mampu memberikan solusi terkait persoalan yang dihadapi developer, seperti listrik,” ungkap William, bos Perumahan Bukit Air Molek di Sungai Kecil, Kecamatan Teluk Sebong kepada harian ini.
Dia tidak mempersoalkan jatah pembagian pasang baru listrik yang didapat REI. Pasalnya selama ini, dia memilih lokasi yang sudah terdapat aliran listriknya. “Kalau sekarang, biar seperti sekarang saja. Belum ada rencana (bangun baru),” tandas William.
Sedangkan terpisah, Akuang, bos Perumahan Indunsuri Raya Tanjunguban kepada harian ini mengaku bingung terkait tidak adanya koordinasi antara REI dengan dirinya. Padahal selama ini dia sudah memenuhi semua kewajiban keanggotaanya sebagai anggota REI.
Dia mengaku sangat berharap bisa dimasukkan sebagai salah satu developer dengan jatah pasang baru listrik PLN tersebut. Namun kalau kemudian REI menganggap dia bukan sebagai anggota maka tentunya dia tidak bisa berbuat banyak. “Memang sih, untuk iuran tahun 2010 saya belum bayar, tapi tahun-tahun sebelumnya sudah,” tandas Akuang.
Menanggapi hal itu, Ahmad Mipon kepada harian ini mengatakan REI bukan pemilik saham di PLN. Kalau saja REI memiliki saham 50 persen saja di PLN maka persoalan-persoalan kelistrikan bagi perumahan tidak akan pernah terjadi.
“Dia fikir kita punya saham 50 persen di PLN. Sebentar saja kita sambungkan.,” tegas Mipon. Adanya kebijakan 50 persen pasang baru yang disetujui PLN kata Mipon tidak terlepas dari peran DPR RI di Jakarta.
Setelah adanya desakan dari REI beberapa waktu lalu ke DPR RI dan ditindaklanjuti dengan turunnya anggaran bagi PLN, akhirnya disepakati dilakukan penyambungan baru untuk masyarakat umum dan perumahan anggota REI. “REI itu cuma wadah berkumpul saja, bukan mementukan listrik harus nnyambung, sertifikat harus keluar, membangun rumah itu tugas developer,” tutur Mipon.
Disinggung status keanggotan REI atas nama Akuang, Mipon mengatakan setahunya, Akuang belum terdaftar sebagai anggota REI. Kalaupun pernah menjadi anggota kata Mipon berkemungkinan Akuang tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota.
Setiap anggota REI kata Mipon mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tahun. Sedangkan bagi anggota yang terlambat atau menunggak iuran menurut pendapat Mipon bukan anggota REI. “Kalau sudah setahun meninggalkan rumah, dia bukan penghuni rumah itu lagi,” ujar Mipon.
Seraya mengakhiri, Mipon mengimbau kepada developer yang belum menjadi anggota REI untuk segera mendaftarkan diri. “Kalau belum terdaftar, cepat daftar. Kita akan prioritaskan (sambungan baru PLN) untuk tahun berikutnya,” janji Mipon mengakhiri.(BW)
Minggu, 17 Oktober 2010
Gara-Gara Listrik Padam
HPPI Kecewa Investor Batal Tanamkan Modal
BINTAN – Ketua Himpunan Pemuda Pengusaha Indonesia (HPPI) Kabupaten Bintan mengaku kecewa terhadap manajemen PLN Tanjungpinang yang melakukan pemadaman disaat mereka sedang menjamu calon investor di Kijang belum lama ini.
Padahal kedua investor asal China tersebut sudah 90 persen menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya di Kijang, Bintan Timur dalam bidang penambangan bauksit. “Gara-gara listrik padam, gagal rencana investasi dari dua pengusaha dari Cina,” ungkap Ketua HPPI Bintan Hasriawadi kepada Warta Tanjunguban, Selasa (12/10).
Menurutnya, beberapa hari lalu, dia sedang menjamu kedua investor asal Cina tersebut sebagai bentuk ungkapan silaturahmi tuan rumah atas realisasi penanaman modal di Bintan. Namun saat mereka sedang asyik menyantap makanan, tiba-tiba kipas angin dan lampu direstoran tersebut mati mendadak.
Hal ini menjadi pertanyaan dari kedua pimpinan perusahaan asal Fu Ying, RRC tersebut kepada dirinya. Karena tidak ingin menutupi kondisi yang terjadi, tentunya dia menyampaikan kondisi sebenar listrik yang terjadi di Tanjungpinang.
Saat itu juga mereka terkejut dan menyatakan ketidak percayaan kalau persoalan listrik masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat di Bintan. “Dari situ akhirnya sampai hari ini tidak ada lagi komunikasi antara kami dengan pengusaha asal Cina tadi,” ungkap Gentong kecewa.
Terkait kondisi ini, Gentong meminta kepada gubernur Kepri untuk bisa menekankan kepada manajemen PLN Tanjungpinang untuk komit dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ada di Pulau Bintan. Gubernur juga diharapkan untuk memberikan jaminan kalau persoalan listrik di Pulau Bintan tidak menjadi momok menakutkan, tidak saja bagi masyarakat tetapi juga bagi para pengusaha yang mau menanamkan modalnya di Pulau Bintan.
Selain itu, dengan adanya kebijakan pasang baru yang sudah mulai dilaksanakan oleh manajemen PLN sejak beberapa hari lalu juga jangan sampai menjadi titik lemah pelayanan PLN di Pulau Bintan. Pasalnya, kalau kriris listrik di Pulau Bintan kembali terjadi seperti 1-2 tahun lalu maka dia yakin, Pulau Bintan sulit untuk maju dan berkembang seperti Pulau Batam.
“Tinggal sekarang, bagaimana Bapak Gubernur tetap konsisten dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja PLN. Jangan sampai kejar target tetapi pada akhirnya malah menciptakan krisis listrik seperti setahun lalu,” tandas Hasriawadi. (BW)
HPPI Kecewa Investor Batal Tanamkan Modal
BINTAN – Ketua Himpunan Pemuda Pengusaha Indonesia (HPPI) Kabupaten Bintan mengaku kecewa terhadap manajemen PLN Tanjungpinang yang melakukan pemadaman disaat mereka sedang menjamu calon investor di Kijang belum lama ini.
Padahal kedua investor asal China tersebut sudah 90 persen menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya di Kijang, Bintan Timur dalam bidang penambangan bauksit. “Gara-gara listrik padam, gagal rencana investasi dari dua pengusaha dari Cina,” ungkap Ketua HPPI Bintan Hasriawadi kepada Warta Tanjunguban, Selasa (12/10).
Menurutnya, beberapa hari lalu, dia sedang menjamu kedua investor asal Cina tersebut sebagai bentuk ungkapan silaturahmi tuan rumah atas realisasi penanaman modal di Bintan. Namun saat mereka sedang asyik menyantap makanan, tiba-tiba kipas angin dan lampu direstoran tersebut mati mendadak.
Hal ini menjadi pertanyaan dari kedua pimpinan perusahaan asal Fu Ying, RRC tersebut kepada dirinya. Karena tidak ingin menutupi kondisi yang terjadi, tentunya dia menyampaikan kondisi sebenar listrik yang terjadi di Tanjungpinang.
Saat itu juga mereka terkejut dan menyatakan ketidak percayaan kalau persoalan listrik masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat di Bintan. “Dari situ akhirnya sampai hari ini tidak ada lagi komunikasi antara kami dengan pengusaha asal Cina tadi,” ungkap Gentong kecewa.
Terkait kondisi ini, Gentong meminta kepada gubernur Kepri untuk bisa menekankan kepada manajemen PLN Tanjungpinang untuk komit dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ada di Pulau Bintan. Gubernur juga diharapkan untuk memberikan jaminan kalau persoalan listrik di Pulau Bintan tidak menjadi momok menakutkan, tidak saja bagi masyarakat tetapi juga bagi para pengusaha yang mau menanamkan modalnya di Pulau Bintan.
Selain itu, dengan adanya kebijakan pasang baru yang sudah mulai dilaksanakan oleh manajemen PLN sejak beberapa hari lalu juga jangan sampai menjadi titik lemah pelayanan PLN di Pulau Bintan. Pasalnya, kalau kriris listrik di Pulau Bintan kembali terjadi seperti 1-2 tahun lalu maka dia yakin, Pulau Bintan sulit untuk maju dan berkembang seperti Pulau Batam.
“Tinggal sekarang, bagaimana Bapak Gubernur tetap konsisten dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja PLN. Jangan sampai kejar target tetapi pada akhirnya malah menciptakan krisis listrik seperti setahun lalu,” tandas Hasriawadi. (BW)
Anggota Brimob 5 Hari Menghilang Dari Rumah
MENGHILANG -- Bripda DS (kiri) menghilang dari rumahnya sejak 5 hari lalu. Foto diatas saat Bripda DS melangsungkan pernikahan dengan isterinya Kokom beberapa waktu lalu. (BW) |
TANJUNGUBAN – Bripda DS (23), anggota Satbrimobda Kompi II Pelopor di Tanjunguban menghilang sejak 5 hari lalu dari rumahnya yang terletak di Perumahan Indunsuri Raya. Selain telah membuat resah isterinya, kepergian DS juga dianggap misterius karena simpang siurnya informasi dari atasannya.
“Dia (DS), awalnya permisi dengan saya dengan alasan dipanggil Kasat Brimob di kantor Batam namun sampai hari ini sudah 5 hari tidak ada kabar beritanya,” ungkap Kokom (25), isteri DS kepada wartawan, Senin (11/10).
Menurut Kokom, dia sudah menanyakan keberadaan suaminya tersebut, baik kepada keluarga yang ada di Batam maupun kepada atasannya di Tanjunguban dan di Batu Aji, Batam, Namun tidak ada jawaban yang pasti terkait keberadaan suaminya tersebut.
Kondisi ini tentunya telah meresahkan dia dan anak semata wayangnya yang masih membutuhkan kasih sayang dari pria tersebut. “Saya pusing, nggak tau harus bertanya kemana lagi. Tanya ke atasannya, jawabannya juga gak jelas,” tegas Kokom.
Dia mengakui kalau biduk rumah tangganya dengan DS selama ini tidak berjalan cukup baik sebagaimana layaknya hubungan suami isteri. Namun dia berupaya sekuat tenaga untuk menjadi seorang isteri yang baik dan menghormati suaminya.
Namun sebaliknya, hal itu juga kata dia harus bisa ditunjukkan oleh suaminya. Namun dalam perjalanannya ternyata, badai dan rintangan terus-terusan menghantam dirinya dari berbagai arah. “Selama ini saya sudah cukup bersabar,” tandas Kokom.
Sementara itu ditemui terpisah, Wakil Komandan Kompi (Wadanki) II Pelopor Ipda Rudy Prasetyo, SH kepada wartawan mengakui menghilangnya Bripda DS dari kesatuannya. “sampai hari ini sudah 5 hari. Kita masih terus mencari dia,” tegas Rudy.
Disinggung ketertutupan informasi tentang keberadaan Bripda DS dari pihak atasannya sendiri kepada isteri DS, Rudy menyayangkan penilaian tersebut. “Masya Allah, kita tidak pernah melakukan itu (menutup-nutupi informasi,” tandas Rudy.
Tabrakan
Sementara itu kecelakaan lalu lintas (lakalantas) antara anggota Satbrimobda Kompi II Pelopor dengan anggota satuan kapal patroli (satrol) TNI-AL terjadi di ruas jalan Indunsuri, atau beberapa meter dari kantor imigrasi kelas II Tanjunguban, Senin (11/10). Akibat kecelakaan tersebut, Serka Hendra, Serda Tri, ABK KRI Kala Hitam dan Bripda Fadillah, anggota Satbrimobda Kompi II Pelopor terpaksa dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Kepri di simpang Busung.
Serka Hendra dan Serda Tri sedang berboncengan dengan mempergunakan sepeda motor jenis Vega R dari Tanjunguban menuju salah satu bengkel sepeda motor yang ada didepan kantor imigrasi. Namun disaat akan berbelok ke kanan, ternyata dari arah Lobam, sebuah sepeda motor jenis Yamaha Vixion BP 2007 VN yang dikemudikan oleh Bripda Fadillah melaju dan langsung menabrak keduanya.
Akibat tabrakan tersebut, ketiganya terpental ke bahu jalan yang baru diratakan dengan mempergunakan tanah timbunan. "Untung ada gundukan batu granit, kalau tidak, tak taulah apa yang terjadi," ungkap Wira, pemilik bengkel kepada Sijori Mandiri.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sejumlah pimpinan kedua instansi langsung melakukan komunikasi dan kemudian disepakati untuk mengganti seluruh kerusakan sepeda motor milik TNI-AL tersebut di salah satu bengkel di Kampung Jeruk. (BW)
Khazalik : JCH Adalah Orang-Orang Pilihan Allah SWT
Khazalik : JCH Adalah Orang-Orang Pilihan Allah SWT
TANJUNGUBAN – Wakil Bupati Bintan Khazalik menegaskan, Jamaah Calon Haji (JCH) merupakan orang-orang pilihan Allah SWT dan termasuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung. Wabup mengaku belum beruntung karena belum dapat melaksanakan ibadah haji.
Pendapat Khazalik tersebut diungkapkannya saat melepas 20 anggota JCH Kabupaten Bintan asal Kecamatan Bintan Utara, Seri Kuala Lobam dan Teluk Sebong yang dilaksanakan di masjid raya At-Taqwa Tanjunguban, Selasa (12/10) pagi.
“Bapak dan Ibu patut bersyukur karena menjadi golongan orang-orang yang beruntung,” ungkap Khazalik. JCH kata Khazalik merupakan orang-orang pilihan yang telah dipilih Allah SWT untuk melaksanakan rukun islam kelima tersebut.
Khazalik secara pribadi mengaku belum termasuk orang-orang pilihan karena belum berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Sedangkan kepada keluarga yang ditinggal, untuk mendoakan bapak atau ibu mereka, sanak keluarga, handai taulan agar tetap diberikan kekuatan dan kesehatan selama melaksanakan ibadah haji hingga kembali ketanah air.
“Mudah-mudahan ibu dan bapak dapat menjalankan ibadah haji dengan mudah, diberikan kesehatan dan selamat kembali serta tentunya menjadi haji yang mabrur,” tandas Khazalik kepada para JCH yang terlihat tidak dapat menahan air mata.
Sebelum diberangkatkan ke Batam melalui pelabuhan Bulang Linggi, 20 JCH berkenan diberikan tepung tawar oleh sejumlah pejabat yang hadir. Dimulai dari Ketua LAM Bintan Basri MS dan isteri, wabup Khazalik, Camat Bintan Utara Mohamad Setiyoso dan isteri, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kafasharkan Mentigi yang diwakili Kapten (T) Teuku Fadil serta ditutup dengan doa selamat oleh Ketua MUI Bintan Achmad Umar.
Terlihat hadir dalam acara pelepasan JCH tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bintan Drh Kartini, Camat Teluk Sebong Ramlah, Camat Seri Kuala Lobam Ali Bazar Said serta ratusan anggota keluarga JCH dari Tanjunguban, Teluk Sebong dan Seri Kuala Lobam.
Kepala KUA Bintan Utara Fadil Muslimin yang ditemui disela-sela kegiatan kepada Warta Tanjunguban mengatakan JCH dari Tanjunguban adalah Ramlis Radilas berumur 66 tahun dan yang termuda adalah dr Yefina, dokter puskesmas Teluk Sasah, Seri Kuala Lobam.
Usai ritual tepung tawar, rombongan JCH langsung diboyong ke pelabuhan Bulang Linggi untuk selanjutnya diberangkatkan mempergunakan speedboat ke Telaga Punggur, Batam yang hanya menempuh waktu sekitar 15 menit sebelum diinapkan di Asrama Haji Batam. (BW)
TANJUNGUBAN – Wakil Bupati Bintan Khazalik menegaskan, Jamaah Calon Haji (JCH) merupakan orang-orang pilihan Allah SWT dan termasuk kedalam golongan orang-orang yang beruntung. Wabup mengaku belum beruntung karena belum dapat melaksanakan ibadah haji.
Pendapat Khazalik tersebut diungkapkannya saat melepas 20 anggota JCH Kabupaten Bintan asal Kecamatan Bintan Utara, Seri Kuala Lobam dan Teluk Sebong yang dilaksanakan di masjid raya At-Taqwa Tanjunguban, Selasa (12/10) pagi.
“Bapak dan Ibu patut bersyukur karena menjadi golongan orang-orang yang beruntung,” ungkap Khazalik. JCH kata Khazalik merupakan orang-orang pilihan yang telah dipilih Allah SWT untuk melaksanakan rukun islam kelima tersebut.
Khazalik secara pribadi mengaku belum termasuk orang-orang pilihan karena belum berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Sedangkan kepada keluarga yang ditinggal, untuk mendoakan bapak atau ibu mereka, sanak keluarga, handai taulan agar tetap diberikan kekuatan dan kesehatan selama melaksanakan ibadah haji hingga kembali ketanah air.
“Mudah-mudahan ibu dan bapak dapat menjalankan ibadah haji dengan mudah, diberikan kesehatan dan selamat kembali serta tentunya menjadi haji yang mabrur,” tandas Khazalik kepada para JCH yang terlihat tidak dapat menahan air mata.
Sebelum diberangkatkan ke Batam melalui pelabuhan Bulang Linggi, 20 JCH berkenan diberikan tepung tawar oleh sejumlah pejabat yang hadir. Dimulai dari Ketua LAM Bintan Basri MS dan isteri, wabup Khazalik, Camat Bintan Utara Mohamad Setiyoso dan isteri, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kafasharkan Mentigi yang diwakili Kapten (T) Teuku Fadil serta ditutup dengan doa selamat oleh Ketua MUI Bintan Achmad Umar.
Terlihat hadir dalam acara pelepasan JCH tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bintan Drh Kartini, Camat Teluk Sebong Ramlah, Camat Seri Kuala Lobam Ali Bazar Said serta ratusan anggota keluarga JCH dari Tanjunguban, Teluk Sebong dan Seri Kuala Lobam.
Kepala KUA Bintan Utara Fadil Muslimin yang ditemui disela-sela kegiatan kepada Warta Tanjunguban mengatakan JCH dari Tanjunguban adalah Ramlis Radilas berumur 66 tahun dan yang termuda adalah dr Yefina, dokter puskesmas Teluk Sasah, Seri Kuala Lobam.
Usai ritual tepung tawar, rombongan JCH langsung diboyong ke pelabuhan Bulang Linggi untuk selanjutnya diberangkatkan mempergunakan speedboat ke Telaga Punggur, Batam yang hanya menempuh waktu sekitar 15 menit sebelum diinapkan di Asrama Haji Batam. (BW)
Selasa, 12 Oktober 2010
Salah Kasih Tanggal, Laporan Su Mentok
Salah Kasih Tanggal, Laporan Su Mentok
TANJUNGUBAN – Karena salah menyebutkan secara persis tanggal kejadian, laporan dugaan pemerkosaan yang disampaikan Su mengalami jalan buntu. Pasalnya pada saat tanggal kejadian, Rabu (31/3) silam sebagaimana dilaporkan Su ternyata Mu sedang melaksanakan ibadah umroh ke tanah suci.
“Memang ada kesalahan tanggal yang dilaporkan isteri saya ke Polres Bintan tapi kami coba ingat-ingat lagi,” ungkap Tr, suami korban kepada wartawan saat ditemui di kantin Polres Bintan, Senin (11/10) siang bersama isteri dan sejumlah rekan-rekannya.
Menurut Tr, penyebab terjadinya hal itu bukan sesuatu yang disengaja karena kejadiannya perkosaan tersebut sudah lama terjadi. Namun dia bersama isterinya terus mencoba untuk mengingat-ingat tanggal pasti saat terjadinya perkosaan yang dialami isterinya bersama bosnya itu.
Disinggung kenapa baru sekarang melaporkan kasus tersebut ke Polres Bintan, Tr mengatakan kalau dia terpaksa menunda laporan karena ketidakpercayaan terhadap aparat yang ada di Polsek Bintan Timur. “Kalau di sana (Polsek Bintan Timur) bakal ditidurkan,” tegas Tr.
Apalagi kata dia, pelaku perkosaan merupakan salah satu pengusaha yang cukup punya nama di Kijang. Sehingga sekuat apapun dia melakukan penuntutan maka dia yakin tidak akan ada akhir dari cerita derita yang dialami isterinya
Sedangkan terkait berbelit-belitnya dia dalam menajwab pertanyaan harian ini sebagaimana dilansir kemarin, Tr mengatakan kalau kasus yang dihadapinya adalah persoalan pribadi yang cukup sulit. “Ini sudah masuk persoalan pribadi, bukan saya tidak mau bicara, saya suka sekali berkawan dengan wartawan,” tegas Tr.
Seraya mengakhiri, dia berjanji akan terus memberikan kabar kepada wartawan terhadap perkembangan kasus yang dilaporkannya. Bahkan dia mengaku akan terus berupaya untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya terkait kasus tersebut. “Kita lihat saja gimana perkembangannya,” tandas Tr.
Dari hasil penelusuran koran ini ternyata perusahaan granit yang beroperasi di Bukit 63, Kecamatan Bintan Timur merupakan milik Hendi, pengusaha asal Tanjungpinang yang memiliki salah satu toko peralatan kantor terbesar di Tanjungpinang. “Itu bukan punya Aliang, tapi milik Hendi HDS,” ungkap Wadi, orang kepercayaan Aliang kepada harian ini.
Sayangnya, Hendi tidak berhasil dimintai tanggapannya terkait laporan salah satu stafnya yang melaporkan orang kepercayaannya di lapangan. Nomor telepon yang dihubungis edang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. (BW)
TANJUNGUBAN – Karena salah menyebutkan secara persis tanggal kejadian, laporan dugaan pemerkosaan yang disampaikan Su mengalami jalan buntu. Pasalnya pada saat tanggal kejadian, Rabu (31/3) silam sebagaimana dilaporkan Su ternyata Mu sedang melaksanakan ibadah umroh ke tanah suci.
“Memang ada kesalahan tanggal yang dilaporkan isteri saya ke Polres Bintan tapi kami coba ingat-ingat lagi,” ungkap Tr, suami korban kepada wartawan saat ditemui di kantin Polres Bintan, Senin (11/10) siang bersama isteri dan sejumlah rekan-rekannya.
Menurut Tr, penyebab terjadinya hal itu bukan sesuatu yang disengaja karena kejadiannya perkosaan tersebut sudah lama terjadi. Namun dia bersama isterinya terus mencoba untuk mengingat-ingat tanggal pasti saat terjadinya perkosaan yang dialami isterinya bersama bosnya itu.
Disinggung kenapa baru sekarang melaporkan kasus tersebut ke Polres Bintan, Tr mengatakan kalau dia terpaksa menunda laporan karena ketidakpercayaan terhadap aparat yang ada di Polsek Bintan Timur. “Kalau di sana (Polsek Bintan Timur) bakal ditidurkan,” tegas Tr.
Apalagi kata dia, pelaku perkosaan merupakan salah satu pengusaha yang cukup punya nama di Kijang. Sehingga sekuat apapun dia melakukan penuntutan maka dia yakin tidak akan ada akhir dari cerita derita yang dialami isterinya
Sedangkan terkait berbelit-belitnya dia dalam menajwab pertanyaan harian ini sebagaimana dilansir kemarin, Tr mengatakan kalau kasus yang dihadapinya adalah persoalan pribadi yang cukup sulit. “Ini sudah masuk persoalan pribadi, bukan saya tidak mau bicara, saya suka sekali berkawan dengan wartawan,” tegas Tr.
Seraya mengakhiri, dia berjanji akan terus memberikan kabar kepada wartawan terhadap perkembangan kasus yang dilaporkannya. Bahkan dia mengaku akan terus berupaya untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya terkait kasus tersebut. “Kita lihat saja gimana perkembangannya,” tandas Tr.
Dari hasil penelusuran koran ini ternyata perusahaan granit yang beroperasi di Bukit 63, Kecamatan Bintan Timur merupakan milik Hendi, pengusaha asal Tanjungpinang yang memiliki salah satu toko peralatan kantor terbesar di Tanjungpinang. “Itu bukan punya Aliang, tapi milik Hendi HDS,” ungkap Wadi, orang kepercayaan Aliang kepada harian ini.
Sayangnya, Hendi tidak berhasil dimintai tanggapannya terkait laporan salah satu stafnya yang melaporkan orang kepercayaannya di lapangan. Nomor telepon yang dihubungis edang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. (BW)
Bos Perusahaan Bauksit Diduga Perkosa Karyawan Sendiri
Bos Perusahaan Bauksit Diduga Perkosa Karyawan Sendiri
TANJUNGUBAN – Pimpinan sebuah perusahaan bauksit di Bukit 63, Kijang, Kecamatan Bintan Timur berinisial Mu diduga telah memperkosa Su, seorang ibu rumah tangga yang menjadi salah satu staf diperusahaan tersebut. Selain Su, suami Su, Tr juga bekerja diperusahaan yang sama.
Menurut sumber Warta Tanjunguban yang layak dipercaya menyebutkan kalau kejadian itu terjadi sekitar bulan Maret 2010 lalu dilokasi perusahaan dan baru dilaporkan beberapa hari lalu ke Polres Bintan. “Mu, Su dan Tr suami Su sudah saling kenal dan mereka bekerja diperusahaan yang sama,” ungkap sumber.
Awalnya kata sumber, Su dan suaminya Tr meminta izin cuti kepada Mu dengan alasan orangtua Tr meninggal dunia di kampung halaman mereka di Jawa. Namun saat berada di Jawa, Mu menelepon Su meminta dia segera kembali karena tenaganya dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.
Beberapa hari kemudian, Su kembali ke Kijang tanpa ditemani suaminya. Sesampai di Kijang, Su menelepon Mu untuk melaporkan bahwa dia sudah kembali ke Kijang dan siap untuk memulai pekerjaannya.
Mengetahui Su sudah kembali, Mu mengarahkan untuk menemuinya disuatu tempat dengan alasan dia juga harus menyelesaikan suatu pekerjaan. Sesampai dilokasi Su melihat kenderaan Mu dan menghampirinya.
Mu lalu memerintahkan Su untuk naik kedalam mobilnya dan duduk disebelah kiri, disamping posisinya. Setelah duduk, Mu keluar dari kenderaannya dan berputar kesamping lalu membuka pintu kenderaanya dimana Su sedang duduk didalam.
Setelah mengunci pintu, Mu langsung melakukan perkosaan kepada Su dalam keadaan duduk dan kenderaan terkunci. “Menurut pengakuan Su, tidak semua kemaluan Mu masuk tapi ada bercak sperma di pakaiannya,” tutur sumber.
Paska kejadian tersebut, Mu melakukan upaya damai beberapa kali dengan menawarkan sejumlah uang kepada Su. Namun tawaran itu ditolak pihak keluarga dan tetap akan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Tawaran damai pertama sebesar Rp10 juta dan ditambah Rp10 juta menjadi Rp20 juta. Terakhir, Mu menelepon Su dan berjanji untuk menambahkan lagi uang untuk dirinya sebesar Rp5 juta.
Sampai saat ini kasus dugaan perkosaan tersebut sudah ditangani Satreskrim Polres Bintan dan korban juga sudah menyerahkan barang bukti pakaiannya yang terkena sperma Mu pada Jum’at (8/10). “Kemarin, Su dan suaminya Tr sudah menyerahkan barang bukti pakaian ke Polres,” tandas sumber.
Sayangnya, Tr, suami Su enggan dimintai tanggapannya terkait kebenaran kasus yang dialami isterinya. Dia berupaya untuk mengelabui wartawan dengan mengatakan kalau nomor yang dihubungi salah alamat alias bukan Tr.
Namun saat ditanyakan kebenaran dia menyerahkan barang bukti pakaian isterinya, Tr membenarkan hal itu. Namun beberapa detik kemudian dia membantah dan kembali menyebutkan kalau nomor yang dihubungi salah alamat. “Nggak ada itu, ini salah alamat, ini bukan,” kata dia seraya menutup ponselnya.
Sementara Kapolres Bintan AKBP YS Widodo melalui Kasat Reskrim AKP Hardiono mengaku telah menerima laporan dugaan perkosaan yang terjadi di Kijang. “Kita masih mendalami dulu, belum tau benar salahnya. Sekarang terima laporan dulu,” tandas Hardiono. (BW)
TANJUNGUBAN – Pimpinan sebuah perusahaan bauksit di Bukit 63, Kijang, Kecamatan Bintan Timur berinisial Mu diduga telah memperkosa Su, seorang ibu rumah tangga yang menjadi salah satu staf diperusahaan tersebut. Selain Su, suami Su, Tr juga bekerja diperusahaan yang sama.
Menurut sumber Warta Tanjunguban yang layak dipercaya menyebutkan kalau kejadian itu terjadi sekitar bulan Maret 2010 lalu dilokasi perusahaan dan baru dilaporkan beberapa hari lalu ke Polres Bintan. “Mu, Su dan Tr suami Su sudah saling kenal dan mereka bekerja diperusahaan yang sama,” ungkap sumber.
Awalnya kata sumber, Su dan suaminya Tr meminta izin cuti kepada Mu dengan alasan orangtua Tr meninggal dunia di kampung halaman mereka di Jawa. Namun saat berada di Jawa, Mu menelepon Su meminta dia segera kembali karena tenaganya dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.
Beberapa hari kemudian, Su kembali ke Kijang tanpa ditemani suaminya. Sesampai di Kijang, Su menelepon Mu untuk melaporkan bahwa dia sudah kembali ke Kijang dan siap untuk memulai pekerjaannya.
Mengetahui Su sudah kembali, Mu mengarahkan untuk menemuinya disuatu tempat dengan alasan dia juga harus menyelesaikan suatu pekerjaan. Sesampai dilokasi Su melihat kenderaan Mu dan menghampirinya.
Mu lalu memerintahkan Su untuk naik kedalam mobilnya dan duduk disebelah kiri, disamping posisinya. Setelah duduk, Mu keluar dari kenderaannya dan berputar kesamping lalu membuka pintu kenderaanya dimana Su sedang duduk didalam.
Setelah mengunci pintu, Mu langsung melakukan perkosaan kepada Su dalam keadaan duduk dan kenderaan terkunci. “Menurut pengakuan Su, tidak semua kemaluan Mu masuk tapi ada bercak sperma di pakaiannya,” tutur sumber.
Paska kejadian tersebut, Mu melakukan upaya damai beberapa kali dengan menawarkan sejumlah uang kepada Su. Namun tawaran itu ditolak pihak keluarga dan tetap akan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Tawaran damai pertama sebesar Rp10 juta dan ditambah Rp10 juta menjadi Rp20 juta. Terakhir, Mu menelepon Su dan berjanji untuk menambahkan lagi uang untuk dirinya sebesar Rp5 juta.
Sampai saat ini kasus dugaan perkosaan tersebut sudah ditangani Satreskrim Polres Bintan dan korban juga sudah menyerahkan barang bukti pakaiannya yang terkena sperma Mu pada Jum’at (8/10). “Kemarin, Su dan suaminya Tr sudah menyerahkan barang bukti pakaian ke Polres,” tandas sumber.
Sayangnya, Tr, suami Su enggan dimintai tanggapannya terkait kebenaran kasus yang dialami isterinya. Dia berupaya untuk mengelabui wartawan dengan mengatakan kalau nomor yang dihubungi salah alamat alias bukan Tr.
Namun saat ditanyakan kebenaran dia menyerahkan barang bukti pakaian isterinya, Tr membenarkan hal itu. Namun beberapa detik kemudian dia membantah dan kembali menyebutkan kalau nomor yang dihubungi salah alamat. “Nggak ada itu, ini salah alamat, ini bukan,” kata dia seraya menutup ponselnya.
Sementara Kapolres Bintan AKBP YS Widodo melalui Kasat Reskrim AKP Hardiono mengaku telah menerima laporan dugaan perkosaan yang terjadi di Kijang. “Kita masih mendalami dulu, belum tau benar salahnya. Sekarang terima laporan dulu,” tandas Hardiono. (BW)
Jumat, 08 Oktober 2010
532 Waiting List Dapatkan Sambungan Baru PLN
532 Waiting List Dapatkan Sambungan Baru PLN
TANJUNGUBAN – Sebanyak 532 warga di Tanjunguban dan sekitarnya yang masuk dalam daftar tunggu (waiting list) sejak tahun 2002 hingga 2007 berhak untuk mendapatkan penyambungan listrik baru atau pasang baru (PSB) dari aliran listrik milik PLN Tanjunguban.
Angka ini merupakan jumlah tahap pertama dari rencana PSB sebanyak 1200 sambungan untuk wilayah Tanjunguban. Namun sebelum dilakukan PSB, rumah warga yang disetujui akan disurvei dan apabila tidak sesuai dengan kondisi yang sudah ditetapkan PLN maka PSB ke rumah tersebut ditunda.
“Angka itu (532) merupakan tahap pertama, masih ada tahap berikutnya,” ungkap pelaksana harian (Plh) Manajer PLN Tanjunguban Hariadi kepada Warta Tanjunguban, Kamis (7/10). Namun dari 532 warga tersebut kata Hariadi, masih perlu dilakukan survey terkait jarak rumah dengan tiang listrik PLN.
Dikatakannya, PSB untuk 532 nama tersebut merupakan rumah warga yang tidak termasuk dalam daftar perumahan anggota Real Estate Indonesia (REI) seperti Perumahan yang dibangun Perum Perumnas, Perumahan Indunsuri Raya dan perumahan masyarakat umum.
Sedangkan perumahan-perumahan yang masuk sebagai anggota REI sampai saat ini belum dilayani karena PLN sendiri belum menerima laporan dari organisasi perumahan terbesar di Indonesia tersebut. “Sampai sekarang yang dari REI belum dikasihkan ke kita,” tegas Hariadi.
Menurut Hariadi, untuk mendapatkan PSB tersebut kondisi rumah dengan jaringan listrik PLN atau SKUTR minimal dari tiang PLN ke rumah sejauh 15 meter. Sedangkan sambungan pencabangan/sambungan dari satu rumah ke rumah lainnya maaksimal 5 langganan dengan maksimal penarikan sejauh 35 meter.
Apabila rumah yang sudah diprioritaskan ternyata tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan maka PSB kerumah tersebut akan ditunda hingga ke tahap berikutnya. “Untuk tahap pertama kalau tidak memenuhi syarat akan kita tinggalkan. Kalau jaringannya panjang bagaimana kita pasang,” tanya Hariadi.
Menurutnya, apabila itu terjadi maka target yang ingin dihasilkan tentunya tidak akan tercapai dan PLN mengambil kebijakan untuk memajukan nama waiting list tahun 2008 dan seterusnya. “Kalau tidak tercapai targetnya maka kita majukan. Kalau sudah tuntas 2007, dilanjutkan 2008,” ujar Hariadi.
Terkait temuan portal ini terhadap adanya bangunan yang baru dibangun tahun 2010 tetapi sudah mendapatkan aliran listrik seperti ruko Bank Syariah Mandiri (BSM) Tanjunguban menurut Hariadi itu BSM adalah sarana umum. “Masak nggak bisa kita layani, itu sarana umum,” tegas Hariadi.
Disinggung kemungkinan terjadinya pencabangan atau ‘tarik kiri tarik kanan’ (overspanning) ke ruko-ruko disebelahnya, Hariadi dengan diplomatis mengatakan yakin kalau manajemen BSM tau tentang aturan dan tidak akan berani melanggar aturan yang sudah disepakati antara PLN dengan Kepala Cabang BSM Tanjungpinang.
Mengenai, biaya resmi PSB? Menurut Hariadi disesuaikan dengan aturan yang ada pada tabel-tabel yang telah dibuat oleh PLN. Sedangkan untuk biaya-biaya diluar PLN, dia mengarahkan agar menghubungi langsung biro-biro yang ada di Tanjunguban.
“Kalau yang diluar PLN, seperti biaya biro, jaminan instalasi dicari sendiri saja. Langsung hubungi mereka saja (biro),” tandas Hariadi.(BW)
TANJUNGUBAN – Sebanyak 532 warga di Tanjunguban dan sekitarnya yang masuk dalam daftar tunggu (waiting list) sejak tahun 2002 hingga 2007 berhak untuk mendapatkan penyambungan listrik baru atau pasang baru (PSB) dari aliran listrik milik PLN Tanjunguban.
Angka ini merupakan jumlah tahap pertama dari rencana PSB sebanyak 1200 sambungan untuk wilayah Tanjunguban. Namun sebelum dilakukan PSB, rumah warga yang disetujui akan disurvei dan apabila tidak sesuai dengan kondisi yang sudah ditetapkan PLN maka PSB ke rumah tersebut ditunda.
“Angka itu (532) merupakan tahap pertama, masih ada tahap berikutnya,” ungkap pelaksana harian (Plh) Manajer PLN Tanjunguban Hariadi kepada Warta Tanjunguban, Kamis (7/10). Namun dari 532 warga tersebut kata Hariadi, masih perlu dilakukan survey terkait jarak rumah dengan tiang listrik PLN.
Dikatakannya, PSB untuk 532 nama tersebut merupakan rumah warga yang tidak termasuk dalam daftar perumahan anggota Real Estate Indonesia (REI) seperti Perumahan yang dibangun Perum Perumnas, Perumahan Indunsuri Raya dan perumahan masyarakat umum.
Sedangkan perumahan-perumahan yang masuk sebagai anggota REI sampai saat ini belum dilayani karena PLN sendiri belum menerima laporan dari organisasi perumahan terbesar di Indonesia tersebut. “Sampai sekarang yang dari REI belum dikasihkan ke kita,” tegas Hariadi.
Menurut Hariadi, untuk mendapatkan PSB tersebut kondisi rumah dengan jaringan listrik PLN atau SKUTR minimal dari tiang PLN ke rumah sejauh 15 meter. Sedangkan sambungan pencabangan/sambungan dari satu rumah ke rumah lainnya maaksimal 5 langganan dengan maksimal penarikan sejauh 35 meter.
Apabila rumah yang sudah diprioritaskan ternyata tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan maka PSB kerumah tersebut akan ditunda hingga ke tahap berikutnya. “Untuk tahap pertama kalau tidak memenuhi syarat akan kita tinggalkan. Kalau jaringannya panjang bagaimana kita pasang,” tanya Hariadi.
Menurutnya, apabila itu terjadi maka target yang ingin dihasilkan tentunya tidak akan tercapai dan PLN mengambil kebijakan untuk memajukan nama waiting list tahun 2008 dan seterusnya. “Kalau tidak tercapai targetnya maka kita majukan. Kalau sudah tuntas 2007, dilanjutkan 2008,” ujar Hariadi.
Terkait temuan portal ini terhadap adanya bangunan yang baru dibangun tahun 2010 tetapi sudah mendapatkan aliran listrik seperti ruko Bank Syariah Mandiri (BSM) Tanjunguban menurut Hariadi itu BSM adalah sarana umum. “Masak nggak bisa kita layani, itu sarana umum,” tegas Hariadi.
Disinggung kemungkinan terjadinya pencabangan atau ‘tarik kiri tarik kanan’ (overspanning) ke ruko-ruko disebelahnya, Hariadi dengan diplomatis mengatakan yakin kalau manajemen BSM tau tentang aturan dan tidak akan berani melanggar aturan yang sudah disepakati antara PLN dengan Kepala Cabang BSM Tanjungpinang.
Mengenai, biaya resmi PSB? Menurut Hariadi disesuaikan dengan aturan yang ada pada tabel-tabel yang telah dibuat oleh PLN. Sedangkan untuk biaya-biaya diluar PLN, dia mengarahkan agar menghubungi langsung biro-biro yang ada di Tanjunguban.
“Kalau yang diluar PLN, seperti biaya biro, jaminan instalasi dicari sendiri saja. Langsung hubungi mereka saja (biro),” tandas Hariadi.(BW)
Kamis, 07 Oktober 2010
Pos BC ASDP Terima Setoran Supir
TANJUNGUBAN – Pos Kantor Bea dan Cukai (BC) di pelabuhan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Tanjunguban melakukan pungutan liar (pungli) terhadap para supir angkutan barang yang selama ini memanfaatkan jasa kapal roll on roll off (roro) dari Batam ke Tanjunguban atau sebaliknya.
“Beberapa hari yang lalu saya ada membawa barang dari Batam mempergunakan truk. Namun dengan dalih belum membayar PPN (Pajak Pertambahan Nilai), mereka (pegawai BC) meminta sejumlah uang,” ungkap Dody yang mengaku supir angkutan barang yang ditemui disalah satu warung kopi kepada Warta Tanjunguban kemarin.
Menurutnya, muatan barang bawaanya kala itu hanya bahan kelontong produk dalam negeri. Namun oleh salah satu petugas, barang bawaanya harus membayar sejumlah pajak sebelum bisa dibawa keluar ke Tanjungpinang.
Ketika tidak dicapai kesepakatan, tiba-tiba salah satu petugas melontarkan kalimat sindiran yang berharap agar dia memahami situasi dan kondisi yang berkembang. Karena memang merasa baru sekali itu membawa barang dari Batam ke Tanjungpinang akhirnya dia memenuhi permintaan sang petugas dengan menyetorkan sejumlah uang. “Petugas minta Rp400 ribu, saya kasihkan saja,” tandasnya.
Sedangkan salah seorang anggota polisi berpangkat Brigadir Tingkat Satu (Briptu) yang minta tidak dituliskan namanya mengaku sempat menjadi korban pungli petugas BC di pelabuhan ASDP saat membawa barang pindahannya atasanya dari Batam ke Tanjungpinang.
Bahkan sempat terjadi perang urat syaraf antara dirinya dengan sang petugas yang kemudian terpaksa dilaporkannya kepada atasannya. Kemudian, berkat campur tangan atasannya tersebut, akhirnya barang pindahan milik pribadi tersebut bisa keluar tanpa dipungut bayaran sepeserpun.
“Bayangkan saja, kalau petugas negara saja bisa mereka perlakukan seperti itu, apalagi hanya seorang supir atau pedagang kecil,” tandas dia prihatin.
Sedangkan Simanjuntak, salah seorang warga setempat kepada portal ini mengatakan, indikasi terjadinya praktek pungli oleh petugas BC di pelabuhan ASDP Tanjunguban cukup kentara dengan kondisi pos mereka yang ditutupi dengan kain gordin.
Apabila dibandingkan dengan pos sejumlah instansi yang ada seperti pos polisi maupun pos penerimaan tiket yang justru transparan dan bisa dilihat dari luar, ternyata kondisi pos BC sangat tertutup dan sulit mengetahui aktifitas yang ada didalamnya.
“Anda bisa lihat sendiri, tidak ada celah untuk mengintip apa yang dilakukan para petugas BC yang ada di pos itu. Sungguh sangat tertutup sekali,” tegas Juntak. Jadi kata dia tidak ada salahnya kalau sejumlah elemen menuding kalau pos BC di pelabuhan ASDP diduga melakukan pungli.
Sentimen
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Pelayanan Pos BC Tanjunguban Ahmad Syarifuddin kepada portal ini membantah adanya praktek pungli yang dilakukan anggotanya di pelabuhan ASDP Tanjunguban. Pasalnya dia sering melakukan pengawasan dan belum pernah menemukan kasus tersebut.
“Mengenai itu (pungli) kita sensitif kok. Kalau memang ada pengaduaan-pengaduan itu, belum tentu. Bisa jadi mereka sentimen, bisa jadi memang ya atau bisa saja tidak sama sekali. Ada tiga kemungkinan,” tegas Ucok demikian dia disapa.
Menurut dia terkait hal itu, Ucok mengajak kepada pelapor untuk duduk satu meja dengan dirinya dan membahas apabila itu benar terjadi. Pasalnya dia sudah menginstruksikan kepada bawahannya dilapangan untuk tidak melakukan kutipan apapun.
Terkait kondisi ini, Ucok mengarahkan kepada semua pihak untuk melaporkan langsung kepada dirinya apabila menemukan adanya petugas BC di pelabuhan ASDP Tanjunguban yang melakukan kutipan tidak sesuai aturan. “Saya terima kasih juga dengan adanya masukan ini dan akan saya Tanya kepada anggota dilapangan,” janji Ucok.
Sedangkan terkait kondisi pos BC di pelabuhan ASDP Tanjunguban yang ditutupi dengan kain gordyn, Ucok mengatakan kalau hal itu tidak diatur dalam aturan khusus. Pasalnya menurut dia, masalah ruangan tergantung user (pemakai)-nya. “Mungkin pakai gordin takut panas, soal meja pelayanan kita tidak pernah atur, tergantung penggunaan ruangannya,” tegas Ucok.
Mengenai keluhan salah satu anggota Polri, Ucok mengajak semua pihak untuk meninsteropeksi diri terhadap tugas dan kinerja masing-masing. “Sebagai aparat yang mengerti hukum, saya rasa bodohlah dia (polisi). Tapi kalau sekedar pergaulan, kalau cuma untuk uang kopi saya kira sah-sah saja,” tandas Ucok.
Seraya mengakhiri, Ucok mengatakan kalau para petugas BC di Tanjunguban selalu mengalami pergantian (rotasi) setiap 1 bulan sekali. Bahkan dirinya termasuk salah satu petugas yang juga harus siap untuk dirotasi. “Kita cuma pengawasan saja, bea cukai nggak penting-penting kali di Tanjunguban ini,” tandas Ucok. (BW)
TANJUNGUBAN – Pos Kantor Bea dan Cukai (BC) di pelabuhan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Tanjunguban melakukan pungutan liar (pungli) terhadap para supir angkutan barang yang selama ini memanfaatkan jasa kapal roll on roll off (roro) dari Batam ke Tanjunguban atau sebaliknya.
“Beberapa hari yang lalu saya ada membawa barang dari Batam mempergunakan truk. Namun dengan dalih belum membayar PPN (Pajak Pertambahan Nilai), mereka (pegawai BC) meminta sejumlah uang,” ungkap Dody yang mengaku supir angkutan barang yang ditemui disalah satu warung kopi kepada Warta Tanjunguban kemarin.
Menurutnya, muatan barang bawaanya kala itu hanya bahan kelontong produk dalam negeri. Namun oleh salah satu petugas, barang bawaanya harus membayar sejumlah pajak sebelum bisa dibawa keluar ke Tanjungpinang.
Ketika tidak dicapai kesepakatan, tiba-tiba salah satu petugas melontarkan kalimat sindiran yang berharap agar dia memahami situasi dan kondisi yang berkembang. Karena memang merasa baru sekali itu membawa barang dari Batam ke Tanjungpinang akhirnya dia memenuhi permintaan sang petugas dengan menyetorkan sejumlah uang. “Petugas minta Rp400 ribu, saya kasihkan saja,” tandasnya.
Sedangkan salah seorang anggota polisi berpangkat Brigadir Tingkat Satu (Briptu) yang minta tidak dituliskan namanya mengaku sempat menjadi korban pungli petugas BC di pelabuhan ASDP saat membawa barang pindahannya atasanya dari Batam ke Tanjungpinang.
Bahkan sempat terjadi perang urat syaraf antara dirinya dengan sang petugas yang kemudian terpaksa dilaporkannya kepada atasannya. Kemudian, berkat campur tangan atasannya tersebut, akhirnya barang pindahan milik pribadi tersebut bisa keluar tanpa dipungut bayaran sepeserpun.
“Bayangkan saja, kalau petugas negara saja bisa mereka perlakukan seperti itu, apalagi hanya seorang supir atau pedagang kecil,” tandas dia prihatin.
Sedangkan Simanjuntak, salah seorang warga setempat kepada portal ini mengatakan, indikasi terjadinya praktek pungli oleh petugas BC di pelabuhan ASDP Tanjunguban cukup kentara dengan kondisi pos mereka yang ditutupi dengan kain gordin.
Apabila dibandingkan dengan pos sejumlah instansi yang ada seperti pos polisi maupun pos penerimaan tiket yang justru transparan dan bisa dilihat dari luar, ternyata kondisi pos BC sangat tertutup dan sulit mengetahui aktifitas yang ada didalamnya.
“Anda bisa lihat sendiri, tidak ada celah untuk mengintip apa yang dilakukan para petugas BC yang ada di pos itu. Sungguh sangat tertutup sekali,” tegas Juntak. Jadi kata dia tidak ada salahnya kalau sejumlah elemen menuding kalau pos BC di pelabuhan ASDP diduga melakukan pungli.
Sentimen
Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Pelayanan Pos BC Tanjunguban Ahmad Syarifuddin kepada portal ini membantah adanya praktek pungli yang dilakukan anggotanya di pelabuhan ASDP Tanjunguban. Pasalnya dia sering melakukan pengawasan dan belum pernah menemukan kasus tersebut.
“Mengenai itu (pungli) kita sensitif kok. Kalau memang ada pengaduaan-pengaduan itu, belum tentu. Bisa jadi mereka sentimen, bisa jadi memang ya atau bisa saja tidak sama sekali. Ada tiga kemungkinan,” tegas Ucok demikian dia disapa.
Menurut dia terkait hal itu, Ucok mengajak kepada pelapor untuk duduk satu meja dengan dirinya dan membahas apabila itu benar terjadi. Pasalnya dia sudah menginstruksikan kepada bawahannya dilapangan untuk tidak melakukan kutipan apapun.
Terkait kondisi ini, Ucok mengarahkan kepada semua pihak untuk melaporkan langsung kepada dirinya apabila menemukan adanya petugas BC di pelabuhan ASDP Tanjunguban yang melakukan kutipan tidak sesuai aturan. “Saya terima kasih juga dengan adanya masukan ini dan akan saya Tanya kepada anggota dilapangan,” janji Ucok.
Sedangkan terkait kondisi pos BC di pelabuhan ASDP Tanjunguban yang ditutupi dengan kain gordyn, Ucok mengatakan kalau hal itu tidak diatur dalam aturan khusus. Pasalnya menurut dia, masalah ruangan tergantung user (pemakai)-nya. “Mungkin pakai gordin takut panas, soal meja pelayanan kita tidak pernah atur, tergantung penggunaan ruangannya,” tegas Ucok.
Mengenai keluhan salah satu anggota Polri, Ucok mengajak semua pihak untuk meninsteropeksi diri terhadap tugas dan kinerja masing-masing. “Sebagai aparat yang mengerti hukum, saya rasa bodohlah dia (polisi). Tapi kalau sekedar pergaulan, kalau cuma untuk uang kopi saya kira sah-sah saja,” tandas Ucok.
Seraya mengakhiri, Ucok mengatakan kalau para petugas BC di Tanjunguban selalu mengalami pergantian (rotasi) setiap 1 bulan sekali. Bahkan dirinya termasuk salah satu petugas yang juga harus siap untuk dirotasi. “Kita cuma pengawasan saja, bea cukai nggak penting-penting kali di Tanjunguban ini,” tandas Ucok. (BW)
Selasa, 05 Oktober 2010
Eva Amelia Layak Pimpin BUMD Tanjungpinang
BINTAN – Eva Amelia, SH, MH dinilai lebih layak untuk dipilih sebagai Direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tanjungpinang atau PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB).Eva dipandang memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki kandidat lain.
“Kami menilai calon atas nama Eva Amelia, SH, MH memiliki potensi luar biasa, apabila dipilih sebagai salah satu Direksi di BUMD Tanjungpinang,” ungkap Basir, anggota Keluarga Gajah Mada (Kagama) Yogyakarta di Bintan kepada Warta Tanjunguban, Selasa (5/10).
Menurut dia, banyak kelebihan dan keunggulan alumnus Majister Hukum Universitas Gajahmada Yogyakarta tersebut yang tidak dimiliki kandidat lain dan tidak diketahui oleh public. Diantaranya, dengan pengalaman disejumlah perusahaan swasta selama ini, eva dinilai mampu membangun BUMD lebih baik dimasa mendatang.
Relasi bisnis dan rekan kerja serta koneksi yang dimiliki Eva selama ini dinilai menjadi nilai tambah dalam meningkatkan pendapatan BUMD kedepan apabila dipimpin oleh wanita kelahiran Tanjungpinang 41 tahun lalu itu.
“Setau saya, koneksi beliau (Eva) tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah perusahaan-perusahaan besar kenal dengan yang nama yang satu ini. Mulai dari pengusaha di Bintan seperti Lagoi, Lobam, Batam, Jakarta, Medan dan Pekanbaru sangat kenal dengan Bu Eva,” tegas Basir.
Selain itu apa yang lebih penting lagi, kedekatan Eva dengan Bupati Bintan Ansar Ahmad akan mampu memberikan nilai tambah bagi BUMD dalam menyelesaikan persoalan asset antara Pemko Tanjungpinang dengan Pemkab Bintan.
Apalagi saat ini Direkktur BUMD Bintan PT Bintan Inti Sejahtera (BIS) Riza Provita adalah bekas anak buah Eva saat bekerja di salah satu perusaahaan besar di Lagoi. “Jadi saya rasa ini sudah klop, polemic asset akan bisa diselesaikan,” kata Basir.
Selain itu, seiring dengan ditetapkannya Tanjungpinang sebagai kawasan free trade zone (FTZ) maka Direksi mendatang harus jago dalam mempergunakan bahasa Inggris dan selama ini Eva Amelia dikenal sebagai figure yang menguasai bahasa tersebut.
Kemampuan Eva Amelia dalam bercas cis cus bahasa Inggris tidak perlu diragukan lagi. Bahkan dia (Eva) seringkali keluar negeri untuk mempresentasikan rencana (plan) dan keberhasilan kepada para investor asing dalam bahasa Inggris. “Kalau sampai kandidat ini tidak terpilih, saya sangat sedih karena Pemko Tanjungpinang sudah melepaskan mutiara yang terpendam,” tandas Basir.
Senada dengan itu, Megat, pengurus Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (Ilunida) di Bintan juga mengakui keunggulan-keunggulan yang dimiliki wanita lulusan SMAN 2 Tanjungpinang tahun 1987 jurusan Biologi tersebut.
Wawasan dan art of communication (seni berkomunikasi) yang dimiliki Eva tidak perlu diragukan lagi. Dan ini menjadi nilai tambah apabila warga jalan Riau, Tanjungpinang ini terpilih sebagai Direksi BUMD Tanjungpinang.
“Anda boleh percaya, boleh tidak. Kalau sudah bertemu dan bertukar fikiran dengan sosok yang satu ini. Apa yang disampaikannya mampu memberikan motivasi untuk kita tumbuh dan berkembang,” tegas alumnus SMAN 2 tahun 1989 ini.
Bahkan dia mengaku pernah terlibat diskusi serius dengan dosen di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang ini dan ada satu hal yang membuat dirinya berdecak kagum dengan kebijakan yang diambilnya. “Keputusan ini sangat jarang, beliau (Eva) sangat berani dalam mengambil satu keputusan yang tepat dan win-win solution,” ujar Megat.
Seraya mengakhiri, dia memberikan jaminan kalau tim seleksi calon Direksi BUMD Tanjungpinang tidak akan salah pilih apabila menetapkan Eva Amelia sebagai Direksi BUMD mendatang. “Saya jamin, timsel tidak akan salah pilih kalau nama ini diambil,” tandas Megat yakin (BW)
Sertijab Kabagops Berlangsung Diruang Kapolres
Sertijab Kabagops Berlangsung Diruang Kapolres
TANJUNGUBAN – Acara serah terima jabatan dan penandatangan berita acara sertijab Kepala Bagian Operasi (Kabagops) di Polres Bintan dari Ajun Komisaris Polisi (AKP) Jaswir kepada AKP Hardiono berlangsung diruang kerja Kapolres Bintan AKBP YS Widodo, Sabtu (2/10).
Pelaksanaan acara sertijab yang tergolong tidak biasa tersebut dilakukan mengingat AKP Jaswir akan segera melaksanakan ibadah haji dan masuk dalam kelompok terbang (kolter) pertama yang akan diberangkatkan dalam waktu dekat.
“Pelaksanaan sertijab Kabagops sudah dilakukan diruangan Kapolres tadi pagi (Sabtu),” ungkap sumber Warta Tanjunguban yang enggan disebutkan namanya akhir pekan lalu. Perbedaannya dibandingkan acara sertijab yang biasa dilakukan kata sumber tidak adanya acara seremonial seperti pelepasan dan pemasangan tanda pangkat, korps lapor dan lain sebagainya.
Kalaupun yang terlihat kata dia, hanya penandatanganan berita acara dan ucapan selamat diantara yang hadir. “Kalau untuk sertijab perwira yang lain kayaknya diundur dari tanggal 6 ke tanggal 20. Alasannya apa saya juga gak tau,” tandas dia.
Kapolres Bintan AKBP YS Widodo yang dimintai tanggapannya via ponsel membenarkan adanya pelaksanaan sertijab pada Sabtu (2/10) lalu. “Benar Mas. Kita sudah melaksanakan sertijab Kabagops Sabtu kemarin,” tegas Kapolres.
Menurut Widodo, kenapa hal itu dilakukan karena dengan pertimbangan AKP Jaswir akan melaksanakan ibadah haji sehingga membutuhkan persiapan yang sempurna. Selain itu pelaksanaan sertijab di Polres Tanjungpinang sendiri dilaksanakan pada Jum’at (8/10).
Disinggung kapan rencana sertijab perwira lainnya, Kapolres mengaku belum memiliki tanggal yang pasti mengingat pada Jum’at dan Satu (15-16/10) mendatang akan ada pelaksanaan balap sepeda Tour de Bintan yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat.
“Banyak orang asing yang ikut dalam Tour de Bintan. Pengawalan ekstra untuk kegiatan itu. Yang lainnya menyusul,” tandas Widodo.
Sementara itu dari catatan yang diperoleh Warta Tanjunguban paska keluarnya Skep Kapolri KEP/366/VI/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Kepolisian Negara RI hamper 100 persen perwira pertama berpangkat AKP terkena mutasi.
Hanya Kasatpolair AKP Yudi Sukmayudi saja yang beruntung karena masih dipertahankan dengan jabatannya saat ini. Sementara 7 perwira lainnya termasuk dalam gerbong mutasi. Keenam perwira utama yang terkena mutasi masing-masing AKP Abdul Mubin, AKP Jaswir, AKP Ismet Rudiyanto, AKP Ardiyanto, AKP Hotlan Butar Butar dan AKP Hardiono serta AKP Rachmat Dj.
AKP Abdul Mubin yang sebelumnya menjabat sebagai Kabagmin dimutasi sebagai Kasubbag Senmu Bag Pal Ro Log Polda Kepri. Dia digantikan oleh Kompol Suhaino Handoko yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubbag Binrotal Bag Binjah Ro Pers Polda Kepri dan akan menjabat sebagai Kabag Sumda Polres Bintan sesuai Skep Kapolri yang baru.
Sedangkan AKP Jaswir yang sebelumnya menjabat sebagai Kabagops dimutasi ke Polresta Tanjungpinang sebagai Kasat Intelkam. Selanjutnya posisi yang ditinggalkan Jaswir akan diisi oleh AKP Hardiono yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bintan.
Berikutnya AKP Ismet Rudiyanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Lantas dimutasi ke Polda Kepri sebagai Kanit II Dikmas Subdit Dikyasa Ditlantas. Ismet akan digantikan oleh AKP Dody Indra yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Teluk Bintan.
Sementara AKP Ardiyanto yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Intel dimutasi ke Polda Kepri dengan jabatan Kasat III Intelkam Polda Kepri. Penggantinya adalah AKP Sepman Purba yang saat ini menjabat sebagai Kanit I Sat II Dit Intelkam Polda Kepri.
Sedangkan AKP Hotlan Butar Butar yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Samapta hanya bergeser dilingkungan Polres Bintan dan dipercayakan menjabat sebagai Kasat Reskrim. Penggantinya adalah AKP Azwir yang sebelumnya menjabat sebagai Kanit Lidik IV Sat Intelkam Poltabes Barelang dipercayakan sebagai Kasat Sabhara sesuai Skep Kapolri terbaru.
Selain itu, dua jabatan Kapolsek juga mengalami mutasi dari AKP Indra Prahmana kepada AKP Tolopan T Simanjuntak yang saat ini menjabat sebagai Kasi STNK Subdit Min Regident Ditlantas Polda Kepri. Sedangkan jabatan Kapolsek Teluk Bintan dipercayakan kepada AKP Andy Rahmansyah yang saat ini menjabat sebagai Kasi Yanmin Dit Intelkam Polda Kepri.
Terakhir, AKP Rachmad Dj yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Bina Mitra terpaksa ‘turun’ pangkat menjadi Kasat Bimmas dibawah Kabag Perencanaan (Ren) yang dipercayakan kepada AKP Aidina Yulis yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Ops Polres Natuna akan menduduki jabatan Kabag Ren yang merupakan struktur OTK baru.(BW)
BBM Langka, Speedboat Tanjunguban Tidak Operas
BBM Langka, Speedboat Tanjunguban Tidak Operasi
TANJUNGUBAN – Sejumlah angkutan umum jenis speedboat yang selama ini mangkal di Tanjunguban sejak 2 hari lalu tidak memberikan pelayanan untuk masyarakat. Pasalnya, bahan bakar minyak (BBM) jenis premium atau bensin sebagai bahan utama untuk menggerakkan mesin dalam beberapa hari ini sulit didapatkan.
“Kita sudah 2 hari ini terpaksa tidak bisa beroperasi karena sulit untuk mendapatkan pasokan bensin,” ungkap Udin, ABK speedboat kepada Warta Tanjunguban, Senin (4/10). Menurut dia, pasokan besin yang selama ini didapatkan pada sejumlah agen tidak mencukupi.
Bahkan sejumlah agen BBM, baik yang ada di Telaga Punggur, Batam, Tanjungpinang dan Tanjunguban sudah tidak memiliki stok lagi untuk didrop ke speedboat-speedboat yang selama ini menjadi langganan mereka.
Kalaupun ada speedboat yang masih melayani masyarakat kata Udin, berkemungkinan besar kalau pasokan BBM mereka berasal dari stok lama yang masih disimpan. Atau ujar dia, pasokan didapatkan dengan jalan membeli kepada sejumlah pengecer BBM.
“Kita nggak tau kapan mulai lagi. Tapi yang pasti kalau pasokan BBM sudah lancar kembali, kita pasti beroperasi,” tandas Udin.
Sementara itu Ahin (bukan nama sebenar), pemilik speedboat yang ditemui terpisah mengaku kecewa dengan sistem pembagian BBM yang dilakukan oleh salah satu agen di Tanjunguban. “Mereka (agen) hanya memberikan prioritas bagi speedboat yang selama ini mangkal di Tanjunguban saja. Dan melayani rute Tanjunguban-Telagapunggur saja,” ungkap dia.
Sementara permintaan pasokan BBM dari para pemilik speedboat yang selama ini melayani rute Telagapunggur-Tanjungpinang selalu diberikan alasan kalau stok sudah habis. Bahkan kebijakaan tersebut juga berlaku bagi pemilik speedboat yang selama ini mangkal di Tanjunguban namun tidak melayari rute Tanjunguban-Telagapunggur.
“Kalau terus-terusan seperti ini yang susah bukan hanya kami saja tapi juga masyarakat. Kalau sampai 3 trip saja dalam satu hari tidak berangkat maka akan terjadi penumpukan penumpang dan tentu akan membahayakan keselamatan penumpang itu sendiri,” tandas dia.
Menanggapi hal itu, Alang, pengurus Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) Subrata sebagai satu-satunya agen yang berwenang melakukan distribusi BBM di Tanjunguban kepada portal ini mengatakan apa yang terjadi merupakan akibat dari sikap pemilik speedboat sendiri.
Pasalnya beberapa waktu lalu, sudah dibuat kebijakan kuota bagi para pemilik speedboat dalam mendapatkan pasokan premium setiap bulannya. Namun dalam perjalanannya ternyata kesepakatan tersebut dilanggar oleh pemilik speedboat.
“Kita pernah mendapatkan jatah sampai 300 ton perbulan. Untuk masyarakat dan untuk speedboat. Namun ada pemilik speedboat yang melanggar kesepakatan. Hingga akhirnya Pertamina sedikit demi sedikit mengurangi pasokan,” ujar Alang.
Kini dengan stok hanya 240 ton perbulan maka dia terpaksa mengatur pembagian sedemikian rupa agar setiap hari, kecuali hari Minggu dan hari libur pasokan BBM tetap bisa dinikmati oleh masyarakat. Kalau hal itu tidak dilakukan maka dia khawatir diakhir bulan masyarakat tidak akan bisa mendapatkan premium.
Terkait adanya komplin dari pemilik speedboat jurusan Telagapunggur-Tanjungpinang menurut Alang, APMS yang ada di Tanjunguban ibarat bemper saja. Pasalnya selama ini mereka mendapatkan pasokan premium dari Batam atau Tanjungpinang.
Namun disaat kedua kota tersebut kehabisan pasokan BBM maka pemilik speedboat akan mengarahkan seluruh armadanya ke Tanjunguban. “Jelas dong kita prioritaskan pemilik speedboat yang selama ini menjadi langganan kita. Itu wajar,” tegas Alang.
Seraya mengakhiri, Alang mengimbau kepada para pemilik speedboat untuk memegang komitmen apabila ingin mendapatkan pasokan dari APMS di Tanjunguban. “Kalau komitmen ini benar-benar dijaga maka sebenarnya tidak ada masalah. Mereka (pemilik speedboat) juga yang tidak komit,” tandas Alang.(BW)
TANJUNGUBAN – Sejumlah angkutan umum jenis speedboat yang selama ini mangkal di Tanjunguban sejak 2 hari lalu tidak memberikan pelayanan untuk masyarakat. Pasalnya, bahan bakar minyak (BBM) jenis premium atau bensin sebagai bahan utama untuk menggerakkan mesin dalam beberapa hari ini sulit didapatkan.
“Kita sudah 2 hari ini terpaksa tidak bisa beroperasi karena sulit untuk mendapatkan pasokan bensin,” ungkap Udin, ABK speedboat kepada Warta Tanjunguban, Senin (4/10). Menurut dia, pasokan besin yang selama ini didapatkan pada sejumlah agen tidak mencukupi.
Bahkan sejumlah agen BBM, baik yang ada di Telaga Punggur, Batam, Tanjungpinang dan Tanjunguban sudah tidak memiliki stok lagi untuk didrop ke speedboat-speedboat yang selama ini menjadi langganan mereka.
Kalaupun ada speedboat yang masih melayani masyarakat kata Udin, berkemungkinan besar kalau pasokan BBM mereka berasal dari stok lama yang masih disimpan. Atau ujar dia, pasokan didapatkan dengan jalan membeli kepada sejumlah pengecer BBM.
“Kita nggak tau kapan mulai lagi. Tapi yang pasti kalau pasokan BBM sudah lancar kembali, kita pasti beroperasi,” tandas Udin.
Sementara itu Ahin (bukan nama sebenar), pemilik speedboat yang ditemui terpisah mengaku kecewa dengan sistem pembagian BBM yang dilakukan oleh salah satu agen di Tanjunguban. “Mereka (agen) hanya memberikan prioritas bagi speedboat yang selama ini mangkal di Tanjunguban saja. Dan melayani rute Tanjunguban-Telagapunggur saja,” ungkap dia.
Sementara permintaan pasokan BBM dari para pemilik speedboat yang selama ini melayani rute Telagapunggur-Tanjungpinang selalu diberikan alasan kalau stok sudah habis. Bahkan kebijakaan tersebut juga berlaku bagi pemilik speedboat yang selama ini mangkal di Tanjunguban namun tidak melayari rute Tanjunguban-Telagapunggur.
“Kalau terus-terusan seperti ini yang susah bukan hanya kami saja tapi juga masyarakat. Kalau sampai 3 trip saja dalam satu hari tidak berangkat maka akan terjadi penumpukan penumpang dan tentu akan membahayakan keselamatan penumpang itu sendiri,” tandas dia.
Menanggapi hal itu, Alang, pengurus Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) Subrata sebagai satu-satunya agen yang berwenang melakukan distribusi BBM di Tanjunguban kepada portal ini mengatakan apa yang terjadi merupakan akibat dari sikap pemilik speedboat sendiri.
Pasalnya beberapa waktu lalu, sudah dibuat kebijakan kuota bagi para pemilik speedboat dalam mendapatkan pasokan premium setiap bulannya. Namun dalam perjalanannya ternyata kesepakatan tersebut dilanggar oleh pemilik speedboat.
“Kita pernah mendapatkan jatah sampai 300 ton perbulan. Untuk masyarakat dan untuk speedboat. Namun ada pemilik speedboat yang melanggar kesepakatan. Hingga akhirnya Pertamina sedikit demi sedikit mengurangi pasokan,” ujar Alang.
Kini dengan stok hanya 240 ton perbulan maka dia terpaksa mengatur pembagian sedemikian rupa agar setiap hari, kecuali hari Minggu dan hari libur pasokan BBM tetap bisa dinikmati oleh masyarakat. Kalau hal itu tidak dilakukan maka dia khawatir diakhir bulan masyarakat tidak akan bisa mendapatkan premium.
Terkait adanya komplin dari pemilik speedboat jurusan Telagapunggur-Tanjungpinang menurut Alang, APMS yang ada di Tanjunguban ibarat bemper saja. Pasalnya selama ini mereka mendapatkan pasokan premium dari Batam atau Tanjungpinang.
Namun disaat kedua kota tersebut kehabisan pasokan BBM maka pemilik speedboat akan mengarahkan seluruh armadanya ke Tanjunguban. “Jelas dong kita prioritaskan pemilik speedboat yang selama ini menjadi langganan kita. Itu wajar,” tegas Alang.
Seraya mengakhiri, Alang mengimbau kepada para pemilik speedboat untuk memegang komitmen apabila ingin mendapatkan pasokan dari APMS di Tanjunguban. “Kalau komitmen ini benar-benar dijaga maka sebenarnya tidak ada masalah. Mereka (pemilik speedboat) juga yang tidak komit,” tandas Alang.(BW)
Senin, 04 Oktober 2010
Polres Masih Lakukan Lidik
Paska Penikaman Hasan
Polres Masih Lakukan Lidik
TANJUNGUBAN – Sampai hari ini Polres Bintan masih terus melakukan penyelidikan (lidik) terkait kejadian penikaman yang dialami Hasan (42), warga Sungai Kecil, Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong yang ditemukan terkapar disemak-semak sekitar kilometer 77 arah Tanjunguban-Tanjungpinang pada Jum’at (1/10) pagi.
“Sampai hari ini seluruh anggota kita masih terus melakukan lidik,” ungkap Kapolres Bintan AKBP YS Widodo melalui Kasat Reskrim AKP Hardiono yang dimintai tanggapannya akhir pekan lalu. Bahkan kata Kabagops Polres Bintan ini, warung yang ada di Sungai Kecil tempat pertama kali korban bertemu dengan Ad dan temannya sudah didatangi.
Dia mengaku sudah mengantongi sejumlah identitas para pelaku penikaman terhadap Hasan dan diyakini dalam waktu tidak lama lagi kasus tersebut akan segera terbongkar. “Doakan kami bisa menyelesaikan kasus ini. Kalaua da perkembangan terbaru akan saya hubungi,” tandas Hardiono.
Sebagaimana dilansir portal ini, Hasan ditemukan dalam keadaan terkapar dan berdarah-daerah usai menikmati minuman keras bersama 2 rekannya di lokalisasi Bukit Senyum (BS). Sejumlah bagian tubuhnya seperti pinggang bagian kanan, dada serta beberapa bagian kepala mengalami luka cukup parah akibat pukulan botol minuman keras.(BW)
Polres Masih Lakukan Lidik
TANJUNGUBAN – Sampai hari ini Polres Bintan masih terus melakukan penyelidikan (lidik) terkait kejadian penikaman yang dialami Hasan (42), warga Sungai Kecil, Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong yang ditemukan terkapar disemak-semak sekitar kilometer 77 arah Tanjunguban-Tanjungpinang pada Jum’at (1/10) pagi.
“Sampai hari ini seluruh anggota kita masih terus melakukan lidik,” ungkap Kapolres Bintan AKBP YS Widodo melalui Kasat Reskrim AKP Hardiono yang dimintai tanggapannya akhir pekan lalu. Bahkan kata Kabagops Polres Bintan ini, warung yang ada di Sungai Kecil tempat pertama kali korban bertemu dengan Ad dan temannya sudah didatangi.
Dia mengaku sudah mengantongi sejumlah identitas para pelaku penikaman terhadap Hasan dan diyakini dalam waktu tidak lama lagi kasus tersebut akan segera terbongkar. “Doakan kami bisa menyelesaikan kasus ini. Kalaua da perkembangan terbaru akan saya hubungi,” tandas Hardiono.
Sebagaimana dilansir portal ini, Hasan ditemukan dalam keadaan terkapar dan berdarah-daerah usai menikmati minuman keras bersama 2 rekannya di lokalisasi Bukit Senyum (BS). Sejumlah bagian tubuhnya seperti pinggang bagian kanan, dada serta beberapa bagian kepala mengalami luka cukup parah akibat pukulan botol minuman keras.(BW)
Direktur RSUD Kepri Ajukan Surat Pengunduran Diri
Tertekan ‘wajib setor’ Rp1M
Direktur RSUD Kepri Ajukan Surat Pengunduran Diri
TANJUNGUBAN – Adanya pengajuan surat pengunduran diri Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepri di Tanjunguban Dr H Ariantho S Purba, SpPD dengan alasan akan berkosentrasi sebagai dokter spesialis tidak sepenuhnya benar.
Pasalnya dari informasi yang diterima Sijori Mandiri menyebutkan kalau pengunduran diri dokter senior tersebut lebih disebabkan ketidakinginan yang bersangkutan dalam menghadapi konflik kepentingan sejumlah pihak.
“Beliau itu ditekan dengan ‘wajib setor’ untuk sejumlah pihak. Angkanya cukup fantastis, Rp1 M,” ungkap sumber Warta Tanjunguban dari lingkungan RSUD, akhir pekan lalu. Menurut dia, permintaan wajib setor sejumlah pihak tersebut mulai dari tingkat pusat hingga tingkat provinsi.
Bahkan untuk melanjutkan pembangunan sejumlah proyek yang terbengkalai dilingkungan RSUD saat ini, Direktur juga dimintai sejumlah kewajiban ditingkat pusat. “Kalau mau proyek-proyek yang terbengkalai itu dilanjutkan, harus ada fee ke pusat,” tegas sumber.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi system pemerintahan saat ini yang dilakukan oleh sejumlah oknum. Padahal dia tau betul bagaimana komitmen Dr Ariantho dalam mengembangkan dan membesarkan RS satu-satunya di Tanjunguban tersebut.
“Apa yang saya khawatirkan kalau sampai beliau (Ariantho) benar-benar hengkang dari RSUD ini maka yang akan dirugikan adalah seluruh masyarakat. Karena sangat sulit mendapatkan figure seperti beliau yang walaupun punya keahlian tapi masih mau mengabdikan diri di kota kecil seperti Tanjunguban ini,” tandas sumber.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Kepri Dr Ariantho hanya tertawa saja saat disodorkan kebenaran isu tersebut. “Itu biar Anda saja yang carilah,” tawa Ariantho yang terdengar tidak membantah dan tidak membenarkan isu tersebut.
Namun ketika didesak kebenaran adanya permintaan wajib setor sebesar Rp1M tersebut, Ariantho malah balik bertanya pendapat wartawan. “Menurut Anda bagaimana,” Tanya Ariantho terdengar tertawa. Namun secara garis besar dia enggan untuk menanggapi hal itu. “Saya no commentlah, Anda lebih faham,” ujar Ariantho.
Seraya mengakhiri, mantan dokter lapangan korban tsunami di Aceh dan korban gempa bumi di Yogyakarta ini mengatakan kalau dia sepertinya lebih menikmati pekerjaan dengan keahlian yang dimilikinya pada kegiatan fungsional saja.
“Saya ingin sekali melihat rumah sakit ini maju dan berkembang dan bila perlu menjadi rumah sakit aneka referensi di Kepri ini,” tandas Ariantho. (BW)
Direktur RSUD Kepri Ajukan Surat Pengunduran Diri
TANJUNGUBAN – Adanya pengajuan surat pengunduran diri Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepri di Tanjunguban Dr H Ariantho S Purba, SpPD dengan alasan akan berkosentrasi sebagai dokter spesialis tidak sepenuhnya benar.
Pasalnya dari informasi yang diterima Sijori Mandiri menyebutkan kalau pengunduran diri dokter senior tersebut lebih disebabkan ketidakinginan yang bersangkutan dalam menghadapi konflik kepentingan sejumlah pihak.
“Beliau itu ditekan dengan ‘wajib setor’ untuk sejumlah pihak. Angkanya cukup fantastis, Rp1 M,” ungkap sumber Warta Tanjunguban dari lingkungan RSUD, akhir pekan lalu. Menurut dia, permintaan wajib setor sejumlah pihak tersebut mulai dari tingkat pusat hingga tingkat provinsi.
Bahkan untuk melanjutkan pembangunan sejumlah proyek yang terbengkalai dilingkungan RSUD saat ini, Direktur juga dimintai sejumlah kewajiban ditingkat pusat. “Kalau mau proyek-proyek yang terbengkalai itu dilanjutkan, harus ada fee ke pusat,” tegas sumber.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi system pemerintahan saat ini yang dilakukan oleh sejumlah oknum. Padahal dia tau betul bagaimana komitmen Dr Ariantho dalam mengembangkan dan membesarkan RS satu-satunya di Tanjunguban tersebut.
“Apa yang saya khawatirkan kalau sampai beliau (Ariantho) benar-benar hengkang dari RSUD ini maka yang akan dirugikan adalah seluruh masyarakat. Karena sangat sulit mendapatkan figure seperti beliau yang walaupun punya keahlian tapi masih mau mengabdikan diri di kota kecil seperti Tanjunguban ini,” tandas sumber.
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Kepri Dr Ariantho hanya tertawa saja saat disodorkan kebenaran isu tersebut. “Itu biar Anda saja yang carilah,” tawa Ariantho yang terdengar tidak membantah dan tidak membenarkan isu tersebut.
Namun ketika didesak kebenaran adanya permintaan wajib setor sebesar Rp1M tersebut, Ariantho malah balik bertanya pendapat wartawan. “Menurut Anda bagaimana,” Tanya Ariantho terdengar tertawa. Namun secara garis besar dia enggan untuk menanggapi hal itu. “Saya no commentlah, Anda lebih faham,” ujar Ariantho.
Seraya mengakhiri, mantan dokter lapangan korban tsunami di Aceh dan korban gempa bumi di Yogyakarta ini mengatakan kalau dia sepertinya lebih menikmati pekerjaan dengan keahlian yang dimilikinya pada kegiatan fungsional saja.
“Saya ingin sekali melihat rumah sakit ini maju dan berkembang dan bila perlu menjadi rumah sakit aneka referensi di Kepri ini,” tandas Ariantho. (BW)
Minggu, 03 Oktober 2010
Sulit Temukan Oleh-Oleh Khas Bintan
TANJUNGUBAN – Minimnya oleh-oleh khas Bintan saat ini menjadi catatan tersendiri bagi salah satu investor yang akan menanamkan modalnya didaerah itu. Mereka juga khawatir kalau Bintan akan kehilangan jati diri (symbol) seiring boomingnya arus kunjungan wisata yang diprediksikan akan melonjak dalam 5 tahun kedepan.
Megat Al Bakri, Head of Marketing Communication Treasure Bay Bintan kepada Warta Tanjunguban mengeluhkan sulitnya mendapatkan souvenir atau kerajinan tangan khas Bintan. “Rata-rata yang saya lihat di Lagoi Cuma khas Bali dan Jawa saja. Khas Bintannya gak ada sama sekali,” tegas Megat belum lama ini.
Bahkan kata Megat, dia sudah berkeliling Bintan namun ternyata diakuinya untuk mendapatkan oleh-oleh khas Bintan, baik itu makanan maupun kerajinan tangan (handy craft) memang sangat sulit sekali untuk didapatkan.
Padahal kata Megat dengan kondisi Bintan saat ini dan dimasa mendatang maka sudah selayaknya masyarakat dan Pemkab Bintan untuk mulai melakukan rintisan dalam menggarap bentuk-bentuk souvenir khas Bintan.
Megat menyayangkan minimnya souvenir khas Bintan dan menurut dia hal ini akan berdampak buruk bagi Bintan sendiri dalam pencitraan dirinya kepada wisatawan yang masuk kedaerah tersebut. “Saya yakin dalam 5-10 tahun kedepan, Bintan akan menjadi primadona turis,” tegas Megat serius.
Dia sendiri sudah melakukan survey kelapangan dan berpendapat bahwa masyarakat Bintan sudah bisa mengembangkan souvenir khas berbahan baku gongong. “Tinggal bagaimana memolesnya lebih baik lagi dan lebih memiliki nilai jual,” tegas Megat.
Dia berpendapat bahwa Gonggong memang makanan khas Bintan yang tidak ditemukan didaerah atau negara lainnya di dunia. Bahkan dia punya ide bisnis agar bagaimana kedepan gonggong bisa diekspor dalam bentuk bahan mentah tahan busuk seperti sardine atau makanan kalengan lainnya.
“Kenapa tidak kalau gonggong ini dijadikan salah satu produk unggulan dari Bintan yang bisa dijual di supermarket-supermarket. Masyarakat yang mau menikmati gonggong tinggal datang ke supermarket lalu tinggal masak dan menikmati saja,” ujar Megat.
Sedangkan Marketing & PR Treasure Bay Bintan Sherly dalam kesempatan yang sama mengakui kalau mereka sudah menjajaki sejumlah kabupaten/kota yang ada di Kepri untuk mencari souvenir atau oleh-oleh yang rencananya akan dipasarkan kepada para turis yang datang ke perusahaan mereka.
Selain itu, mereka juga sudah menjajaki berbagai instansi pemerintah dari tingkat kabupaten/kota hingga ke provinsi untuk melihat atau bisa mengoleksi produk-produk souvenir local. Namun diakui kalau sangat sulit untuk mendapatkan keinginan tersebut.
“Kita ingin membantu masyarakat dan pemerintah dalam memasarkan produk souvenir atau oleh-oleh yang truly Bintan, bukan dari Jawa atau Sumatera. Bintan harus punya landmark sendiri,” tandas Sherly. (BW)
TANJUNGUBAN – Minimnya oleh-oleh khas Bintan saat ini menjadi catatan tersendiri bagi salah satu investor yang akan menanamkan modalnya didaerah itu. Mereka juga khawatir kalau Bintan akan kehilangan jati diri (symbol) seiring boomingnya arus kunjungan wisata yang diprediksikan akan melonjak dalam 5 tahun kedepan.
Megat Al Bakri, Head of Marketing Communication Treasure Bay Bintan kepada Warta Tanjunguban mengeluhkan sulitnya mendapatkan souvenir atau kerajinan tangan khas Bintan. “Rata-rata yang saya lihat di Lagoi Cuma khas Bali dan Jawa saja. Khas Bintannya gak ada sama sekali,” tegas Megat belum lama ini.
Bahkan kata Megat, dia sudah berkeliling Bintan namun ternyata diakuinya untuk mendapatkan oleh-oleh khas Bintan, baik itu makanan maupun kerajinan tangan (handy craft) memang sangat sulit sekali untuk didapatkan.
Padahal kata Megat dengan kondisi Bintan saat ini dan dimasa mendatang maka sudah selayaknya masyarakat dan Pemkab Bintan untuk mulai melakukan rintisan dalam menggarap bentuk-bentuk souvenir khas Bintan.
Megat menyayangkan minimnya souvenir khas Bintan dan menurut dia hal ini akan berdampak buruk bagi Bintan sendiri dalam pencitraan dirinya kepada wisatawan yang masuk kedaerah tersebut. “Saya yakin dalam 5-10 tahun kedepan, Bintan akan menjadi primadona turis,” tegas Megat serius.
Dia sendiri sudah melakukan survey kelapangan dan berpendapat bahwa masyarakat Bintan sudah bisa mengembangkan souvenir khas berbahan baku gongong. “Tinggal bagaimana memolesnya lebih baik lagi dan lebih memiliki nilai jual,” tegas Megat.
Dia berpendapat bahwa Gonggong memang makanan khas Bintan yang tidak ditemukan didaerah atau negara lainnya di dunia. Bahkan dia punya ide bisnis agar bagaimana kedepan gonggong bisa diekspor dalam bentuk bahan mentah tahan busuk seperti sardine atau makanan kalengan lainnya.
“Kenapa tidak kalau gonggong ini dijadikan salah satu produk unggulan dari Bintan yang bisa dijual di supermarket-supermarket. Masyarakat yang mau menikmati gonggong tinggal datang ke supermarket lalu tinggal masak dan menikmati saja,” ujar Megat.
Sedangkan Marketing & PR Treasure Bay Bintan Sherly dalam kesempatan yang sama mengakui kalau mereka sudah menjajaki sejumlah kabupaten/kota yang ada di Kepri untuk mencari souvenir atau oleh-oleh yang rencananya akan dipasarkan kepada para turis yang datang ke perusahaan mereka.
Selain itu, mereka juga sudah menjajaki berbagai instansi pemerintah dari tingkat kabupaten/kota hingga ke provinsi untuk melihat atau bisa mengoleksi produk-produk souvenir local. Namun diakui kalau sangat sulit untuk mendapatkan keinginan tersebut.
“Kita ingin membantu masyarakat dan pemerintah dalam memasarkan produk souvenir atau oleh-oleh yang truly Bintan, bukan dari Jawa atau Sumatera. Bintan harus punya landmark sendiri,” tandas Sherly. (BW)
Warga Sungai kecil Ditemukan Terkapar di Tepi Jalan
Ditusuk Pakai Botol Minuman
Warga Sungai kecil Ditemukan Terkapar di Tepi Jalan
TANJUNGUBAN – Hasan (42), warga Sungai Kecil, Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong ditemukan terkapar disemak-semak sekitar kilometer 77 arah Tanjunguban-Tanjungpinang pada Jum’at (1/10) pagi.
Saat ditemukan oleh salah seorang warga yang kebetulan melintas dijalan tersebut, Hasan dalam kondisi yang sangat menggenaskan. Sejumlah bagian tubuhnya seperti pinggang kanan, dada serta beberapa bagian kepala mengalami luka cukup parah.
Awalnya seorang warga bernama Gatot sedang melintas dengan mempergunakan sepeda motornya disekitar tempat kejadian perkara dan melihat banyak pecahan botol kaca dan darah berceceran di jalan. Karena penasaran, Gatot menghentikan motornya dan mencoba untuk mencari tau.
''Pertama kali saya melihatnya (Hasan) sudah berada disemak-semak dan tergeletak,” ungkap Gatot yang pertama kali melihat korban kepada sejumlah wartawan. Saat itu dia sempat bertanya kepada korban terkait kondisi yang dialaminya.
Menurut korban kata Gatot, dia dipukul oleh 2 orang temannya yang baru saja dikenal paska menegak minuman keras di lokalisasi BS. Sebelum mereka bertiga sudah menegak minuman di Sungai Kecil dan kemudian dengan mengenderai sepeda motor, ketiganya berpindah ke BS.
Mengetahui hal itu, dia langsung melaporkan ke Ketua RT setempat yang selanjutnya melaporkan ke Polres Bintan. Kemudian bersama sejumlah warga menuju TKP. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Kepri di Tanjunguban mempergunakan ambulans RS untuk mendapatkan perawatan.
Terlihat memantau kondisi korban di RS, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kabagops AKP Jaswir, Kasat Reskrim AKP Hardiono, Kapolsek Bintan Utara AKP Indra Prahmana.
Akibat luka yang diderita, Hasan menerima sejumlah jahitan dari petugas medis diruang gawat darurat pada pinggang bagian kanan dan dada serta di kepala akibat dipukul dengan pecahan botol.
Kepada wartawan, Hasan mengatakan, awalnya dia bersama 2 orang temannya, dimana salah satunya berinisial Ad yang baru dikenal sedang menikmati minuman keras. ''Kami minum-minum dulu di Sungai Keci. Kemudian kami lanjutkan ke BS dengan berboncengan bertiga,” tutur korban.
Mereka mengaku hanya menikmati minum-minuman keras dilokalisasi terbesar di Tanjunguban tersebut dan tidak membooking PSK. Usai menegak minuman beralkohol, ketiganya berencana pulang. Namun, saat akan membayar harga minuman ternyata uang mereka tidak mencukupi.
''Saya katakana ke mereka, tenang saja. Nanti pasti dibayar. Saya kenal dengan pemilik cafĂ©,” ujar Hasan. Namun entah kenapa, persis didepan pintu masuk BS, tiba-tiba salah satu temannya memukulkan botol ke kepalanya yang kebetulan duduk ditengah.
Sambil memacu kenderaan, dia juga terus-terusan diserang dengan mempergunakan pecahan botol yang sebelumnya mendarat dikepalanya. Beberap bagian tubuhnya menjadi sasaran empuk para pelaku seperti pinggang sebelah kanan dan dada.
Beberapa meter dari BS, korban langsung ditinggalkan begitu saja ditepi jalan oleh kedua pelaku yang langsung melarikan diri. “Sampai pagi saya hanya bisa bertahan saja dengan kondisi seperti ini,” tandas Hasan menunjukkan badannya yang berlumuran darah.
Kapolres Bintan AKBP YS Widodo melalui Kasat Reskrim Polres Bintan AKP Hardiono yang ditemui di RS kepada wartawan mengatakan masih terus melakukan penyelidikan. Saat ini polisi ujar Hardiono sudah mengantongi nama dan identitas salah satu pelaku. ''Mudah-mudahan segera tertangkap, kita semua masih terus melakukan pengejaran di lapangan,'' tandas Hardiono. (BW)
Warga Sungai kecil Ditemukan Terkapar di Tepi Jalan
TANJUNGUBAN – Hasan (42), warga Sungai Kecil, Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong ditemukan terkapar disemak-semak sekitar kilometer 77 arah Tanjunguban-Tanjungpinang pada Jum’at (1/10) pagi.
Saat ditemukan oleh salah seorang warga yang kebetulan melintas dijalan tersebut, Hasan dalam kondisi yang sangat menggenaskan. Sejumlah bagian tubuhnya seperti pinggang kanan, dada serta beberapa bagian kepala mengalami luka cukup parah.
Awalnya seorang warga bernama Gatot sedang melintas dengan mempergunakan sepeda motornya disekitar tempat kejadian perkara dan melihat banyak pecahan botol kaca dan darah berceceran di jalan. Karena penasaran, Gatot menghentikan motornya dan mencoba untuk mencari tau.
''Pertama kali saya melihatnya (Hasan) sudah berada disemak-semak dan tergeletak,” ungkap Gatot yang pertama kali melihat korban kepada sejumlah wartawan. Saat itu dia sempat bertanya kepada korban terkait kondisi yang dialaminya.
Menurut korban kata Gatot, dia dipukul oleh 2 orang temannya yang baru saja dikenal paska menegak minuman keras di lokalisasi BS. Sebelum mereka bertiga sudah menegak minuman di Sungai Kecil dan kemudian dengan mengenderai sepeda motor, ketiganya berpindah ke BS.
Mengetahui hal itu, dia langsung melaporkan ke Ketua RT setempat yang selanjutnya melaporkan ke Polres Bintan. Kemudian bersama sejumlah warga menuju TKP. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Kepri di Tanjunguban mempergunakan ambulans RS untuk mendapatkan perawatan.
Terlihat memantau kondisi korban di RS, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kabagops AKP Jaswir, Kasat Reskrim AKP Hardiono, Kapolsek Bintan Utara AKP Indra Prahmana.
Akibat luka yang diderita, Hasan menerima sejumlah jahitan dari petugas medis diruang gawat darurat pada pinggang bagian kanan dan dada serta di kepala akibat dipukul dengan pecahan botol.
Kepada wartawan, Hasan mengatakan, awalnya dia bersama 2 orang temannya, dimana salah satunya berinisial Ad yang baru dikenal sedang menikmati minuman keras. ''Kami minum-minum dulu di Sungai Keci. Kemudian kami lanjutkan ke BS dengan berboncengan bertiga,” tutur korban.
Mereka mengaku hanya menikmati minum-minuman keras dilokalisasi terbesar di Tanjunguban tersebut dan tidak membooking PSK. Usai menegak minuman beralkohol, ketiganya berencana pulang. Namun, saat akan membayar harga minuman ternyata uang mereka tidak mencukupi.
''Saya katakana ke mereka, tenang saja. Nanti pasti dibayar. Saya kenal dengan pemilik cafĂ©,” ujar Hasan. Namun entah kenapa, persis didepan pintu masuk BS, tiba-tiba salah satu temannya memukulkan botol ke kepalanya yang kebetulan duduk ditengah.
Sambil memacu kenderaan, dia juga terus-terusan diserang dengan mempergunakan pecahan botol yang sebelumnya mendarat dikepalanya. Beberap bagian tubuhnya menjadi sasaran empuk para pelaku seperti pinggang sebelah kanan dan dada.
Beberapa meter dari BS, korban langsung ditinggalkan begitu saja ditepi jalan oleh kedua pelaku yang langsung melarikan diri. “Sampai pagi saya hanya bisa bertahan saja dengan kondisi seperti ini,” tandas Hasan menunjukkan badannya yang berlumuran darah.
Kapolres Bintan AKBP YS Widodo melalui Kasat Reskrim Polres Bintan AKP Hardiono yang ditemui di RS kepada wartawan mengatakan masih terus melakukan penyelidikan. Saat ini polisi ujar Hardiono sudah mengantongi nama dan identitas salah satu pelaku. ''Mudah-mudahan segera tertangkap, kita semua masih terus melakukan pengejaran di lapangan,'' tandas Hardiono. (BW)
Diisukan Tutup, Karyawan PT GP Resah
LOBAM – sejak beberapa bulan kebelangan sejumlah karyawan PT German Plastic (GP), perusahaan modal asing (PMA) asal Malaysia yang beroperasi di Kawasan Industri Bintan (KIB) Lobam dibuat resah dengan beredarnya isu kalau perusahaan itu akan hengkang.
Namun sejumlah staf perusahaan yang ditemui membantah kalau perusahaan tersebut akan tutup. Karena sampai hari ini ratusan pekerja mereka malah mendapatkan jatah lembur (overtime) menyusul meningkatnya order dari cutomer.
“Memang sejak beberapa bulan lalu, isu akan tutupnya perusahaan kami sudah santer terdengar dimana-mana dan ini menjadi bahan pembicaraan di PT,” kata Lina (bukan nama sebenar), karyawan PT GP kepada Warta Tanjunguban, Jum’at (1/10).
Menurut dia, isu tersebut mulai santer dibicarakan karyawan sejak manajemen perusahaan mulai mengembalikan salah satu bangunan gedung yang selama ini disewa kepada pemiliknya, PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE).
Selain itu, isu tersebut mendekati kebenaran terkait dengan mudahnya sejumlah karyawan membawa pulang beberapa asset milik perusahaan seperti rak atau trolly, keranjang (basket) untuk menampung hasil produksi dan sejumlah barang lainnya.
Disinggung kenapa dia tidak menanyakan langsung kepada manajemen atau pimpinan diperusahaannya, Lina mengatakan kalau setiap ditanyakan, manajemen selalu membantah hal tersebut. “Kadang-kadang kalau kita tanyakan ke personalia, mereka hanya tertawa-tawa saja kalau kita tanyakan hal itu (tutup),” tandasnya.
Ditemui terpisah, salah satu staf PT GP yang dimintai tanggapannya membantah kalau adanya rencana hengkang perusahaan tersebut dari Bintan. Namun dia membenarkan kalau salah satu bangunan gedung yang disewa perusahaan telah dikembalikan kepada pemiliknya.
“Kalau yang dikembalikan itu memang ada tapi selama ini bukan untuk kegiatan produksi. Cuma tempat sampah saja,” tegas dia yang minta tidak disebutkan namanya. Terkait santernya isu hengkang tersebut dia mengatakan kalau sampai hari ini aktifitas perusahaan terus melonjak seiring meningkatnya order dari salah satu customer dunia.
Bahkan dia mengakui kalau di induk perusahaannya di Penang, Malaysia saat ini sedang booming order seiring dengan tambahan permintaan dari customer mereka, perusahaan mobil merek Renault dan perusahaan peralatan merek Bosch di Malaysia. “Cuma mereka (Renault dan Bosch) minta produk mereka dibuat di Malaysia saja, karena dekat,” ujarnya.
Ditanya apakah pabrik yang berada di Lobam ikut kecipratan mendapatkan bagian dari melonjaknya order dari 2 perusahaan besar dunia tersebut, dia mengakui kalau hal itu tidak sampai ke Bintan. “Perusahaan Renault dan Bosch di Malaysia itu jaraknya tidak jauh dari perusahaan kita disana. Jadi mungkin biar mudah makanya dibuat di Malaysia saja,” tuturnya.
Namun ketika terus didesak, dia mengakui kalau isu hengkang tersebut kebenarannya adalah 50:50. Artinya, bisa saja pada satu waktu karena kebijakan kantor pusat di Malaysia, perusahaan di Bintan ditutup dan karena kondisi perekonomian dunia, pabrik di Bintan terus beroperasi. “Memang sih ada hal lainnya kita alami,” tegas dia.
Disinggung apakah hal itu dikarenakan tingginya upah yang harus dibayarkan atau tingginya biaya sewa dan lain sebagainya yang diberlakukan pengelola kawasan, dengan singkat dia hanya mengatakan ‘kurang responsif’ saja, tanpa mau membahas lebih jauh.
Sementara itu dikontak ke ponslenya Human Resource Manager PT GP Tristan kepada harian ini enggan untuk memberikan tanggapannya terkait isu hengkangnya PT GP dari Bintan. “Saya tidak berwenang memberikan komentar. No Comment,” tegas dia.
Namun ketika disinggung kalau isi tersebut sudah membuat resah sejumlah karyawan yang ada, Tristan mengatakan sebagai perusahaan yang sudah go public tidak sembarangan untuk bisa menutup sebuah perusahaan. “Gak ada itu. Saya no comment,” tandas Tristan.
Sayangnya, Ketua Apindo Bintan Jamin Hidajat tidak berhasil dimintai tanggapannya terkait kebenaran isu akan hengkanya PT GP dari KIB Lobam. Namun kepada wartawan kemarin, Jamin mengatakan perkembangan tenaga kerja paska lebaran idul fitri di perusahaan swasta sampai saat ini masih normal. Pengurangan maupun penambahan tenaga kerja tidak belum terjadi. "Sampai saat ini kami belum menerima laporan ada perusahaan yang akan mengurangi tenaga kerja. Begitu juga sebaliknya, belum ada perusahaan yang akan menambah tenaga kerjanya," ujar pimpinan PT BIIE ini.
Jamin mengatakan, pada saat lebaran idul fitri lalu banyak tenaga kerja swasta yang mudik ke kampung halaman. Usai lebaran, semua tenaga kerja itu kembali bekerja dan tidak ada yang mengundurkan diri. Seperti di kawasan industri Lobam, tenaga kerja masih berkisar 8 ribuan. Tidak ada yang di-PHK dan tidak ada yang mengundurkan diri. "Perkembangan tenaga kerja merupakan indikator pengembangan investasi. Artinya, investasi di Bintan saat ini belum ada peningkatan. Memang ada dua investor yang akan menanamkan modal dan membutuhkan tenaga kerja. Tapi dua investasi itu belum bisa jalan karena FTZ belum jelas. Kita berharap di Bintan tidak ada terjadi pengurangan tenaga kerja," tandasnya.(BW)
Namun sejumlah staf perusahaan yang ditemui membantah kalau perusahaan tersebut akan tutup. Karena sampai hari ini ratusan pekerja mereka malah mendapatkan jatah lembur (overtime) menyusul meningkatnya order dari cutomer.
“Memang sejak beberapa bulan lalu, isu akan tutupnya perusahaan kami sudah santer terdengar dimana-mana dan ini menjadi bahan pembicaraan di PT,” kata Lina (bukan nama sebenar), karyawan PT GP kepada Warta Tanjunguban, Jum’at (1/10).
Menurut dia, isu tersebut mulai santer dibicarakan karyawan sejak manajemen perusahaan mulai mengembalikan salah satu bangunan gedung yang selama ini disewa kepada pemiliknya, PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE).
Selain itu, isu tersebut mendekati kebenaran terkait dengan mudahnya sejumlah karyawan membawa pulang beberapa asset milik perusahaan seperti rak atau trolly, keranjang (basket) untuk menampung hasil produksi dan sejumlah barang lainnya.
Disinggung kenapa dia tidak menanyakan langsung kepada manajemen atau pimpinan diperusahaannya, Lina mengatakan kalau setiap ditanyakan, manajemen selalu membantah hal tersebut. “Kadang-kadang kalau kita tanyakan ke personalia, mereka hanya tertawa-tawa saja kalau kita tanyakan hal itu (tutup),” tandasnya.
Ditemui terpisah, salah satu staf PT GP yang dimintai tanggapannya membantah kalau adanya rencana hengkang perusahaan tersebut dari Bintan. Namun dia membenarkan kalau salah satu bangunan gedung yang disewa perusahaan telah dikembalikan kepada pemiliknya.
“Kalau yang dikembalikan itu memang ada tapi selama ini bukan untuk kegiatan produksi. Cuma tempat sampah saja,” tegas dia yang minta tidak disebutkan namanya. Terkait santernya isu hengkang tersebut dia mengatakan kalau sampai hari ini aktifitas perusahaan terus melonjak seiring meningkatnya order dari salah satu customer dunia.
Bahkan dia mengakui kalau di induk perusahaannya di Penang, Malaysia saat ini sedang booming order seiring dengan tambahan permintaan dari customer mereka, perusahaan mobil merek Renault dan perusahaan peralatan merek Bosch di Malaysia. “Cuma mereka (Renault dan Bosch) minta produk mereka dibuat di Malaysia saja, karena dekat,” ujarnya.
Ditanya apakah pabrik yang berada di Lobam ikut kecipratan mendapatkan bagian dari melonjaknya order dari 2 perusahaan besar dunia tersebut, dia mengakui kalau hal itu tidak sampai ke Bintan. “Perusahaan Renault dan Bosch di Malaysia itu jaraknya tidak jauh dari perusahaan kita disana. Jadi mungkin biar mudah makanya dibuat di Malaysia saja,” tuturnya.
Namun ketika terus didesak, dia mengakui kalau isu hengkang tersebut kebenarannya adalah 50:50. Artinya, bisa saja pada satu waktu karena kebijakan kantor pusat di Malaysia, perusahaan di Bintan ditutup dan karena kondisi perekonomian dunia, pabrik di Bintan terus beroperasi. “Memang sih ada hal lainnya kita alami,” tegas dia.
Disinggung apakah hal itu dikarenakan tingginya upah yang harus dibayarkan atau tingginya biaya sewa dan lain sebagainya yang diberlakukan pengelola kawasan, dengan singkat dia hanya mengatakan ‘kurang responsif’ saja, tanpa mau membahas lebih jauh.
Sementara itu dikontak ke ponslenya Human Resource Manager PT GP Tristan kepada harian ini enggan untuk memberikan tanggapannya terkait isu hengkangnya PT GP dari Bintan. “Saya tidak berwenang memberikan komentar. No Comment,” tegas dia.
Namun ketika disinggung kalau isi tersebut sudah membuat resah sejumlah karyawan yang ada, Tristan mengatakan sebagai perusahaan yang sudah go public tidak sembarangan untuk bisa menutup sebuah perusahaan. “Gak ada itu. Saya no comment,” tandas Tristan.
Sayangnya, Ketua Apindo Bintan Jamin Hidajat tidak berhasil dimintai tanggapannya terkait kebenaran isu akan hengkanya PT GP dari KIB Lobam. Namun kepada wartawan kemarin, Jamin mengatakan perkembangan tenaga kerja paska lebaran idul fitri di perusahaan swasta sampai saat ini masih normal. Pengurangan maupun penambahan tenaga kerja tidak belum terjadi. "Sampai saat ini kami belum menerima laporan ada perusahaan yang akan mengurangi tenaga kerja. Begitu juga sebaliknya, belum ada perusahaan yang akan menambah tenaga kerjanya," ujar pimpinan PT BIIE ini.
Jamin mengatakan, pada saat lebaran idul fitri lalu banyak tenaga kerja swasta yang mudik ke kampung halaman. Usai lebaran, semua tenaga kerja itu kembali bekerja dan tidak ada yang mengundurkan diri. Seperti di kawasan industri Lobam, tenaga kerja masih berkisar 8 ribuan. Tidak ada yang di-PHK dan tidak ada yang mengundurkan diri. "Perkembangan tenaga kerja merupakan indikator pengembangan investasi. Artinya, investasi di Bintan saat ini belum ada peningkatan. Memang ada dua investor yang akan menanamkan modal dan membutuhkan tenaga kerja. Tapi dua investasi itu belum bisa jalan karena FTZ belum jelas. Kita berharap di Bintan tidak ada terjadi pengurangan tenaga kerja," tandasnya.(BW)
Sabtu, 02 Oktober 2010
Seribuan Peserta Ikuti Senam Sehat Haornas
TANJUNGUBAN -- Seribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat ikut ambil bagian dalam kegiatan senam sehat dan jalan santai dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional dan Hari Berjalan Kaki Sedunia yang dipusatkan di halaman community center Gedung Nasional Tanjunguban, Kamis (30/9) pagi.
Bupati Bintan Ansar Ahmad melepas secara resmi kegiatan jalan santai yang menempuh jarak sekitar 3 KM dengan rute tempuh Gedung Nasional, Jl Hang Tuah, Jl Tendean, Jl Permaisuri, Jl RE Martadinata, Jl Merdeka dan finish di Gedung Nasional kembali.
Bupati dalam kata sambutannya mengatakan senam sehat dan jalan santai yang dilaksanakan secara serempak di sejumlah daerah bertujuan selain sebagai ajang silaturahmi juga sebagai bentuk kegiatan yang memberi manfaat kesehatan dan kebugaran bagi masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini untuk mendekatkan masyarakat dengan sponsor kegiatan PT Askes yang selama ini hadir untuk melayani masyarakat khususnya kalangan PNS untuk memberi perlindungan dan jaminan kesehatan bagi masyarakat khususnya pegawai negeri.
“Kita harapkan PT Askes tetap mendapat tempat di hati masyarakat serta menjadi mitra kerja kita semua,” kata Bupati. Diakhir sambutannya, bupati mengharapkana agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkala oleh pihak kecamatan agar masyarakat menjadi lebih sehat.
Hadir dalam senam sehat dan jalan santai tersebut Wakil Bupati Bintan Khazalik, Sekda Amin Muchtar, Kapolres Bintan AKBP YS Widodo, Kafasharkan Kolonel Laut (T) Riza Utama, Asisten I Yudha Inangsa, Kadisduk Herizal Hood, Kadishub Yandrisyah, Kadisnak drh Kartini, Camat Bintan Utara Mohd Setiyoso serta para pelajar dan masyarakat di Tanjunguban.
Sebelum melepas seluruh peserta, Bupati dan seluruh undangan yang hadir mengikuti kegiatan senam sehat yang dipandu sanggar senam Kusuma pimpinan Ny Bakhtiar Kusuma. Puluhan hadiah menarik seperti TV berwarna 21 inci, dispenser, DVD player, jam dinding dan tabungan persembahan Bank Muamalat berhasil dibawa pulang peserta yang beruntung. (BW)
TANJUNGUBAN -- Seribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat ikut ambil bagian dalam kegiatan senam sehat dan jalan santai dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional dan Hari Berjalan Kaki Sedunia yang dipusatkan di halaman community center Gedung Nasional Tanjunguban, Kamis (30/9) pagi.
Bupati Bintan Ansar Ahmad melepas secara resmi kegiatan jalan santai yang menempuh jarak sekitar 3 KM dengan rute tempuh Gedung Nasional, Jl Hang Tuah, Jl Tendean, Jl Permaisuri, Jl RE Martadinata, Jl Merdeka dan finish di Gedung Nasional kembali.
Bupati dalam kata sambutannya mengatakan senam sehat dan jalan santai yang dilaksanakan secara serempak di sejumlah daerah bertujuan selain sebagai ajang silaturahmi juga sebagai bentuk kegiatan yang memberi manfaat kesehatan dan kebugaran bagi masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini untuk mendekatkan masyarakat dengan sponsor kegiatan PT Askes yang selama ini hadir untuk melayani masyarakat khususnya kalangan PNS untuk memberi perlindungan dan jaminan kesehatan bagi masyarakat khususnya pegawai negeri.
“Kita harapkan PT Askes tetap mendapat tempat di hati masyarakat serta menjadi mitra kerja kita semua,” kata Bupati. Diakhir sambutannya, bupati mengharapkana agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkala oleh pihak kecamatan agar masyarakat menjadi lebih sehat.
Hadir dalam senam sehat dan jalan santai tersebut Wakil Bupati Bintan Khazalik, Sekda Amin Muchtar, Kapolres Bintan AKBP YS Widodo, Kafasharkan Kolonel Laut (T) Riza Utama, Asisten I Yudha Inangsa, Kadisduk Herizal Hood, Kadishub Yandrisyah, Kadisnak drh Kartini, Camat Bintan Utara Mohd Setiyoso serta para pelajar dan masyarakat di Tanjunguban.
Sebelum melepas seluruh peserta, Bupati dan seluruh undangan yang hadir mengikuti kegiatan senam sehat yang dipandu sanggar senam Kusuma pimpinan Ny Bakhtiar Kusuma. Puluhan hadiah menarik seperti TV berwarna 21 inci, dispenser, DVD player, jam dinding dan tabungan persembahan Bank Muamalat berhasil dibawa pulang peserta yang beruntung. (BW)
Warga Tanjunguban Selatan Minta Bangunan SD
TANJUNGUBAN – Sejumlah warga Kelurahan Tanjunguban Selatan yang berdomisili disekitar jalan Indunsuri, jalan Bhakti Praja, jalan Karya Praja dan sekitar jalan Barokah berharap kepada pemerintah daerah untuk dapat mendirikan bangunan sekolah dasar (SD) di sekitar lokasi tersebut.
Pasalnya dengan perkembangan saat ini, paska bermunculan komplek-komplek perumahan swasta sudah selayaknya kalau disekitar jalan Indunsuri memiliki sebuah bangunan SD yang representative. “Kalau ditinjau, memang sudah layak kalau disekitar jalan Lobam (Indunsuri) ada bangunan SD,” pinta Melly, seorang ibu rumah tangga kepada Warta Tanjunguban, Senin (27/9).
Menurut pantauannya, pertumbuhan komplek perumahan swasta di sepanjang jalan tersebut berdampak terhadap pertumbuhan jumlah penduduk baru. Apalagi kebanyakan warga yang membeli perumahan-perumahan baru tersebut merupakan keluarga muda yang baru menikah, baik mereka yang bekerja di Lobam atau Lagoi atau sejumlah perusahaan swasta lainnya.
Selama ini ujar dia, kebanyakan para orangtua menyekolahkan anak-anak mereka ke sejumlah sekolah yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. “Minimal kalau ada SD disekitar tempat tinggal kami, anak-anak bisa jalan kaki dan bisa juga untuk menghemat pengeluaran,” tandas Melly.
Senada dengan itu, Joko, warga jalan Indunsuri setuju adanya bangunan SDN di sekitar tempat tinggal mereka. Apalagi pertumbuhan penduduk disekitar kawasan tersebut menjadi salah satu alasan kenapa pembangunan SDN perlu segera dilaksanakan.
“Saya dengar SDN 001 atau SDN 002 itu mau dipindahkan, saya rasa sebaiknya dipindahkan ke sekitar Tanjunguban Selatan saja,” pinta Joko. Disinggung, kemana lokasi yang tepat pemindahan SDN tersebut, Joko mengatakan kalau pemerintah serius, sebenarnya banyak sekali lahan disekitar Tanjunguban Selatan yang bisa dimanfaatkan.
Dia melihat banyak sekali lokasi disekitar Tanjunguban Selatan yang bisa dijadikan lokasi pembangunan SD baru tersebut. Bahkan dia punya usul agar bagaimana, pembangunan SD tersebut bisa dialokasikan disekitar Pasar Baru menuju SMPN 11 atau SMKN 1 Bintan. “Kalau disana, saya rasa ideal dan cantik betul,” ujar Joko mengakhiri.
Menanggapi permintaan masyarakat tersebut, anggota DPRD Bintan Misiah yang ditemui terpisah kepada Warta Tanjunguban mengaku sangat setuju adanya pendirian bangunan SDN disekitar Pasar Baru. “Kalau ini permintaan masyarakat, kita sangat mendukung. Apalagi memang didaerah itu belum ada SD,” tegas Misiah.
Dia berjanji akan ikut memperjuangkan keinginan masyarakat tersebut apabila lahan atau lokasi pembangunan sudah ada. Namun sepanjang lahan tersebut belum ada maka dia akan mencoba untuk mencari solusi yang tepat agar keinginan masyarakat tersebut bisa diwujudkan.
Disinggung kenapa tidak melakukan pembicaraan dengan pemilik lahan di lokasi bangunan SMPN 11 atau SMKN 1 Bintan yang selama ini dikenal cukup getol mendukung pembangunan dibidang pendidikan. Misiah mengatakan akan membawa hal itu dalam rapat-rapat di DPRD Bintan.
“Coba kita bicarakan dengan kawan-kawan di DPRD dulu. Kalau memang seperti itu nanti kita coba usulkan dan ajak bicara pemilik lahannya,” tandas Ketua PK Partai Golkar Bintan Utara ini.
Sementara itu ditemui belum lama ini Kepala Sekolah SDN 002 Bintan Utara Abu Samah mengakui adanya rencana pemerintah daerah untuk memindahkan salah satu bangunan SD yang ada di jalan Sudirman. "Memang rencana memindahkan SDN 001 atau SDN 002 itu pernah dibicarakan," ujar Abu Samah. Namun dia tidak tau bagaimana kondisi dan perkembangan terakhir terkait wacana tersebut. "Kalau memang kebijakan itu (pindah) itu perintah dan permintaan masyarakat maka kita siap saja," tandas Abu.
Senada dengan itu mantan Kepala Sekolah SDN 001 Bintan Utara M Sahek juga pernah diajak bicara terkait rencana pemindahan salah satu SDN yang ada di jalan Sudirman tersebut. "Memang ada rencana untuk memindahkan, kalau tidak SDN 001, mungkin SDN 002. Tapi apa perkembanga terakhir saya tak tau pula," ujar Sahek singkat. (BW)
TANJUNGUBAN – Sejumlah warga Kelurahan Tanjunguban Selatan yang berdomisili disekitar jalan Indunsuri, jalan Bhakti Praja, jalan Karya Praja dan sekitar jalan Barokah berharap kepada pemerintah daerah untuk dapat mendirikan bangunan sekolah dasar (SD) di sekitar lokasi tersebut.
Pasalnya dengan perkembangan saat ini, paska bermunculan komplek-komplek perumahan swasta sudah selayaknya kalau disekitar jalan Indunsuri memiliki sebuah bangunan SD yang representative. “Kalau ditinjau, memang sudah layak kalau disekitar jalan Lobam (Indunsuri) ada bangunan SD,” pinta Melly, seorang ibu rumah tangga kepada Warta Tanjunguban, Senin (27/9).
Menurut pantauannya, pertumbuhan komplek perumahan swasta di sepanjang jalan tersebut berdampak terhadap pertumbuhan jumlah penduduk baru. Apalagi kebanyakan warga yang membeli perumahan-perumahan baru tersebut merupakan keluarga muda yang baru menikah, baik mereka yang bekerja di Lobam atau Lagoi atau sejumlah perusahaan swasta lainnya.
Selama ini ujar dia, kebanyakan para orangtua menyekolahkan anak-anak mereka ke sejumlah sekolah yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. “Minimal kalau ada SD disekitar tempat tinggal kami, anak-anak bisa jalan kaki dan bisa juga untuk menghemat pengeluaran,” tandas Melly.
Senada dengan itu, Joko, warga jalan Indunsuri setuju adanya bangunan SDN di sekitar tempat tinggal mereka. Apalagi pertumbuhan penduduk disekitar kawasan tersebut menjadi salah satu alasan kenapa pembangunan SDN perlu segera dilaksanakan.
“Saya dengar SDN 001 atau SDN 002 itu mau dipindahkan, saya rasa sebaiknya dipindahkan ke sekitar Tanjunguban Selatan saja,” pinta Joko. Disinggung, kemana lokasi yang tepat pemindahan SDN tersebut, Joko mengatakan kalau pemerintah serius, sebenarnya banyak sekali lahan disekitar Tanjunguban Selatan yang bisa dimanfaatkan.
Dia melihat banyak sekali lokasi disekitar Tanjunguban Selatan yang bisa dijadikan lokasi pembangunan SD baru tersebut. Bahkan dia punya usul agar bagaimana, pembangunan SD tersebut bisa dialokasikan disekitar Pasar Baru menuju SMPN 11 atau SMKN 1 Bintan. “Kalau disana, saya rasa ideal dan cantik betul,” ujar Joko mengakhiri.
Menanggapi permintaan masyarakat tersebut, anggota DPRD Bintan Misiah yang ditemui terpisah kepada Warta Tanjunguban mengaku sangat setuju adanya pendirian bangunan SDN disekitar Pasar Baru. “Kalau ini permintaan masyarakat, kita sangat mendukung. Apalagi memang didaerah itu belum ada SD,” tegas Misiah.
Dia berjanji akan ikut memperjuangkan keinginan masyarakat tersebut apabila lahan atau lokasi pembangunan sudah ada. Namun sepanjang lahan tersebut belum ada maka dia akan mencoba untuk mencari solusi yang tepat agar keinginan masyarakat tersebut bisa diwujudkan.
Disinggung kenapa tidak melakukan pembicaraan dengan pemilik lahan di lokasi bangunan SMPN 11 atau SMKN 1 Bintan yang selama ini dikenal cukup getol mendukung pembangunan dibidang pendidikan. Misiah mengatakan akan membawa hal itu dalam rapat-rapat di DPRD Bintan.
“Coba kita bicarakan dengan kawan-kawan di DPRD dulu. Kalau memang seperti itu nanti kita coba usulkan dan ajak bicara pemilik lahannya,” tandas Ketua PK Partai Golkar Bintan Utara ini.
Sementara itu ditemui belum lama ini Kepala Sekolah SDN 002 Bintan Utara Abu Samah mengakui adanya rencana pemerintah daerah untuk memindahkan salah satu bangunan SD yang ada di jalan Sudirman. "Memang rencana memindahkan SDN 001 atau SDN 002 itu pernah dibicarakan," ujar Abu Samah. Namun dia tidak tau bagaimana kondisi dan perkembangan terakhir terkait wacana tersebut. "Kalau memang kebijakan itu (pindah) itu perintah dan permintaan masyarakat maka kita siap saja," tandas Abu.
Senada dengan itu mantan Kepala Sekolah SDN 001 Bintan Utara M Sahek juga pernah diajak bicara terkait rencana pemindahan salah satu SDN yang ada di jalan Sudirman tersebut. "Memang ada rencana untuk memindahkan, kalau tidak SDN 001, mungkin SDN 002. Tapi apa perkembanga terakhir saya tak tau pula," ujar Sahek singkat. (BW)
Langganan:
Postingan (Atom)