Halaman

Iqro.....Bacalah!

Surat pertama dalam Al Qur'an diawali dengan kata Iqro' yang berarti bacalah. Surat tadi mengandung sebuah perintah, agar kita semua wajib membaca kapan pun dan dimana pun. Kita semua mengakui dan meyakini bahwa perkembangan dan pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh dua faktor utama.
Pertama faktor intern, berupa bakat dari keturunan orang tua atau genetik, yakni bawaan anak tersebut ketika dia dilahirkan. Kedua adalah faktor ekstern, berupa pendidikan dan pengalaman semasa hidupnya.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Ipda Rudi Prasetyo, SH
Wadanki II Satbrimobda Kepri

Enerjik

Di usianya yang sudah menginjak 36 tahun, Inspektur Polisi Tingkat Dua (Ipda) Rudi Prasetyo, SH masih tetap enerjik dan selalu terlihat ceria dalam siatuasi apapun dan dimanapun berada. Sulit untuk melihat bapak 2 putra ini sedih atau bermuram durja.

“Intinya terus tawakkal, jujur dan jalani saja kepercayaan yang sudah diberikan pimpinan kepada kita,” ungkap pria yang selalu melaksanakan puasa Senin-Kamis ini. Apalagi selama ini, sejak berpangkat bintara hingga perwira, suami dari Siti Alfiah, Amd Keb ini menghabiskan karir sebagai anggota polisi di Kesatuan Brimob yang mengajarkan seluruh anggotanya untuk tetap enerjik, ceria dan senang.

Bahkan, pria yang memiliki hobi marathon dan renang ini sangat menjiwai makna ‘jiwa ragaku demi kemanusiaan’ sebagaimana acapkali didengung-dengungkan di lingkungan Brimob. Alumnus Secapa Angkatan XXXV ini mengaku sangat mencintai kesatuannya tersebut dan berharap, sampai pensiun akan selalu bertugas di Brimob.

Selain itu, apa yang sampai hari ini menjadikan dia selalu terlihat enjoy dalam menjalani kehidupan ini adalah berkat didikan orangtua angkatnya seorang anggota TNI-AD yang pernah bertugas di Koramil Wlingi, Kodim 0818/13 Blitar, kota dimana dia dilahirkan. “Saya masih ingat dengan kata-kata beliau, kalau dines, mesti displin,” ujar alumnus Seba Angkatan IX Polri tahun 1993-1994 ini dengan logat Jawanya yang sedikit kental.

Selain dikenal sebagai sosok yang selalu ceria dilingkungan Brimob, ternyata orangtua dari Aliya Afifah Prasetya (7) dan Aldi Bimo Prasetyo (4) ini juga dikenal ceria dilingkungan tempat tinggalnya. Karena keramahan dan sifat ceria tadi, sampai hari ini dia sudah dipercayakan sebagai Ketua RT 06/RW 09 Taman Kota Baloi, Kelurahan Tanjunguma selama 6 tahun.

Berbagai suka maupun duka menjabat Ketua RT juga dilakoninya dengan santai dan penuh tanggungjawab. Berbagai persoalan dilingkungan alumnus Fakultas Hukum Universitas Batam ini menjadikan tambahan pengalaman untuk dirinya menjadi lebih faham dan mengerti dengan berbagai problema kehidupan.

Salah satu pengalaman yang sampai hari ini diingat pria yang pernah bertugas pada Operasi Tatoli III Timor-Timur ini, ketika salah seorang warga melaporkan tentang adanya suara-suara yang mencurigakan diatas loteng rumah warga tersebut yang dikira maling. Namun ternyata ketika diperiksa ternyata, suara gaduh dan rebut tersebut disebabkan oleh kucing yang sedang mengejar tikus.

Masih banyak lagi pengalaman bergaul dengan masyarakat yang sampai hari ini tidak pernah dia lupakan dalam kehidupannya. Yang penting, sebagai Ketua RT harus mampu mendengarkan dan menyerap semua aspirasi yang disampaikan oleh warga dan persoalan yang sedang berkembang.

Mungkin itulah sebabnya sampai hari ini dia masih dipercayakan warga untuk terus menjabat sebagai Ketua RT di lingkungan yang multi etnik, suku dan budaya tersebut. “Jalani saja, tawakkal. Jangan lupa shalat 5 wakktu,” tandas pria yang pernah mengikuti operasi pemulangan WNA Vietnam hingga ke Siagon dan Hanoi ini membuka rahasia dirinya selama ini.(BW)

Kamis, 21 Oktober 2010

Siswa SMPN 11 Bintan Goro Tambal Jalan

Tak Ada Yang Peduli
Siswa SMPN 11 Bintan Goro Tambal Jalan

TANJUNGUBAN –
Karena sudah sekian lama tidak ada yang memperdulikan kondisi jalan menuju lokasi SMPN 11 Bintan yang berlubang, ratusan pelajar sekolah tersebut akhirnya berinsiatif melakukan penimbunan lubang-lubang yang ada dengan mempergunakan tanah sekitar.

“Sudah sekian lama kondisi jalan ini berlubang-lubang tapi tidak ada upaya-upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah,” ungkap salah seorang guru SMPN 11 Bintan yang minta tidak dituliskan namanya kepada Warta Tanjunguban, kemarin.

Menurutnya, walaupun sudah berkali-kali dipublikasikan oleh berbagai media massa cetak tentang kondisi yang terjadi namun sampai hari ini tidak ada campur tangan dari pemerintah daerah maupun pemerintahan setempat untuk melakukan perbaikan di jalan tersebut.

Padahal dilokasi tersebut tidak hanya terdapat gedung SMPN 11 Bintan saja tetapi juga ada SMKN 1 Bintan dan pelabuhan bongkar muat tabung gas LPG milik sejumlah pengusaha di Tanjunguban. “Akhirnya atas inisiatif dari Kepala Sekolah, kita bersama anaka-anak gotong royong memperbaiki jalan ini,” tandas dia.

Sementara itu ditemui terpisah, Nurdin, salah seorang orangtua murid SMPN 11 Bintan kepada harian ini mengungkapkan rasa bangganya terhadap inisiatif dan inovasi yang dilakukan guru-guru dan siswa siswi SMPN 11 Bintan.

Diakuinya, beberapa ruas jalan menuju SMPN 11 Bintan memang sangat memperihatinkan dan rawan terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Sudah beberapa kali terjadi kecelakaan dijalan itu. Bahkan ada juga yang sampai meninggal dunia,” tegas Udin.

Udin menyayangkan kinerja pemerintah daerah yang lamban dalam melihat persoalan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Seharusnya, setiap input atau masukan dari masyarakat perlu direspon secara cepat oleh pemerintah dengan memberikan solusi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Selain itu, dia juga menyayangkan sikap salah satu anggota DPRD Bintan yang tinggal tidak jauh dari lokasi SMPN 11 Bintan yang terkesan tidak mau peduli dengan kondisi jalan tersebut. “Seharusnya kalau dia (anggota DPRD) mau mengambil simapti masyarakat, inilah saat yang tepat,” ujar Udin.

Sementara dari pantauan Warta Tanjunguban, ratusan pelajar SMPN 11 Bintan ditemani sejumlah guru bergotong royong menimbun lubang-lubang yang terdapat dijalan penghubung Tanjunguban-SMPN 11 Bintan tersebut. Dengan mempergunakan cangkul, gerobak dan karung bekas, para pelajar terlihat menggali tanah yang ada disekitar jalan.

Bahkan gundukan batu granit ukuran 3/8 sisa pekerjaan penimbunan dan pengerasan jalan tersbeut dipergunakan mereka untuk menutupi lubang dengan diameter 1-2 meter tersebut. “Lumayanlah Om, capek juga. Tapi inikan untuk kita juga,” ungkap salah seorang pelajar kepada harian ini. (BW)

Kapolres Minta Jaga Nama Baik Alumni

Dari Sertijab Pama Polres Bintan
Kapolres Minta Jaga Nama Baik Alumni

TANJUNGUBAN – Kapolres Bintan AKBP YS Widodo menegaskan kepada seluruh mantan perwira yang pernah bertugas dilingkungan Polres Bintan untuk menjaga nama baik alumni. Kapolres menekankan agar para mantan perwira untuk tidak sekali-sekali membuat malu nama Polres Bintan.

Penegasan Kapolres AKBP YS Widodo tersebut diungkapkannya saat menyampaikan sambutan pada acara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Bagian (Kabag), Kepala Satuan (Kasat) dan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) dilingkungan Polres Bintan yang dilaksanakan di aula Mapolres, jalan Tamansari Nomor 1, Tanjunguban, Senin (18/10).

“Kepada para perwira utama yang hari ini akan meninggalkan Polres Bintan, saya minta untuk tetap memelihara nama baik alumni Polres Bintan dimana saja bertugas,” tegas Kapolres. Widodo juga berharap agar para mantan perwira untuk tidak sekali-sekali membuat malu nama Polres Bintan dimana saja berada.

Sedangkan diawal sambutannya, Kapolres AKBP Yohannes Sismardi Widodo, SH, MH mengatakan sertijab adalah hal biasa dilingkungan organisasi Polri. Selain itu dilaksanakannya sertijab terkait keluarnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Nomor KEP/366/VI/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Kepolisian Negara RI dan berubahnya status Polres Bintan dari persiapan menjadi definitive.

Sehingga beberapa jabatan yang selama ini dijabat oleh perwira dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) seperti Kabag Perencanaan (Ren), Kabag Sumber Daya (Sumda) dan Kabag Operasi (Ops) mengalami perubahan menjadi Komisaris Polisi (Kompol) atau AKP yang akan naik pangkat menjadi Kompol pada Januari tahun depan.

Kapolres juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para perwira yang akan meninggalkan Polres Bintan dan menegaskan kepada para perwira yang baru bertugas untuk segera menyesuaikan diri dengan kondisi dan lapangan yang ada di wilayah hokum Polres Bintan.

“Kepada rekan-rekan yang baru bergabung, tunjukkan bahwa rekan-rekan bisa lebih baik lagi disini. Terus buat inovasi-inovasi sebagaimana dilakukan ditempat yang lama,” tegas Kapolres. Widodo mengakui tingkat kerawanan hukum di Polres Bintan yang sangat tinggi sehingga dibutuhkan intelijen yang sangat tinggi pula agar Polres Bintan tidak kecolongan.

“Kepada Kapolsek untuk bisa menjadi garda terdepan terhadap setiap persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Mari kita tunjukkan bahwa kita mampu menjadi pelayana bagi masyarakat,” ujar Kapolres mengkahiri.

Adapun para perwira yang mengikuti sertijab tahap pertama terdiri dari AKP Aidina Yulis sebagai Kabag Ren, Kompol Suhaino Handoko menggantikan AKP Abdul Mubin sebagai Kabag Sumda. AKP Hotlan Butar Butar yang sebelumnya menjabat sebagai Kasat Sabhara dilantik sebagai Kasat Reskrim menggantikan AKP Hardiono. Jabatan Kasat Sabhara dipercayakan kepada AKP  Azwir.

Sedangkan AKP Hardiono mendapatkan promosi sebagai Kabagops menggantikan AKP Jaswir yang dimutasi sebagai Kasat Intelkam Polresta Tanjungpinang. Berikutnya, jabatan Kasat Lantas diserahkan dari AKP Ismet Rudiyanto kepada AKP Dody Indra yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Teluk Bintan.

Sementara jabatan Kasat Intelkam diserahterimakan dari AKP Ardiyanto kepada AKP Sepman Purba. Terakhir, jabatan Kapolsek Teluk Bintan yang ditinggalkan AKP Doddy Indra Eka Putra diserahterimakan kepada AKP Andy Rahmansyah. “Tinggal jabatan Kapolsek Bintan Utara saja yang belum kita laksanakan, masih menunggu,” tandas Kapolres.

Selain mendapatkan tambahan beberapa perwira berpangkat AKP keatas,  Polres Bintan juga mendapatkan tambahan 8 perwira berpangkat Inspektur Tingkat Dua (Ipda) yang akan mengisi sejumlah posisi di Polres Bintan.

Usai acara sertijab dilanjutkan dengan acara ramah tamah yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, pengusaha serta anggota Polres Bintan. Dalam kesempatan itu, Wakapolres Bintan Kompol Berliando, Kasat Intelkam AKP Sepman Purba serta sejumlah perwira lainnya berkenan menyumbangkan suara emas mereka. (BW)

Selasa, 19 Oktober 2010

Warga Tionghoa Bangun Patung Dewa Guan Shen Di Jun 18 Meter

Warga Tionghoa Bangun Patung Dewa Guan Shen Di Jun 18 Meter
TANJUNGUBAN –
Warga tionghoa diseluruh Kepri dihimbau untuk bersama-sama menjadi donatur bagi terlaksananya pembangunan patung Dewa Guan Shen Di Jun setinggi 18 meter yang akan dibangun di Kelenteng Guan Shen Di Jun, Desa Sebong Pereh, Kecamatan Teluk Sebong.

Harapan dan permintaan itu setidaknya disampaikan oleh Ketua Panitia sembahyang keselamatan dan kesejahteraan Kelenteng Guan Shen Di Jun Alex Hussy saat menyampaikan sambutannya dalam bahasa Mandarin didampingi sejumlah pengurus kelenteng seperti Sabar, Hongku, Anthoni, Suparman dan Sugoarto, Sabtu (16/10) malam.

Selain Alex Hussy, permintaan yang sama juga disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tanjungpinang Bobby Jayanto dan anggota DPRD Kota Batam Asmin Patros saat diminta untuk menyampaikan sepatah dua patah kata oleh panitia.

“Hanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang mampu mewujudkan keinginan masyarakat disini untuk mendirikan patung Dewa Guan Shen Di Jun didaerah ini,” ungkap Asmin Patros yang malam itu mempergunakan bahasa Indonesia dalam sambutannya.

Menurut Asmin, kehadiran patung Dewa Guan Shen Di Jun akan mampu memberikan nilai lebih bagi keberadaan kelenteng tersebut. Tidak saja dimata umat Budha yang ada di Kepri saja tetapi hingga ke mancanegara terkait keberadaan Kawasan Pariwisata Internasional Bintan Lagoi yang hanya beberapa meter saja dari kelenteng tersebut.

Dalam kesempatan malam itu juga Asmin Patros berkenan memandu acara lelang berbagai pernak-pernik khas tionghoa seperti kue bolu, lukisan patung Budha, jade Budha, jade naga, jade bongsai dan berbagai ornament menarik lainnya yang berhasil meraup dana segar dari masyarakat, pengusaha tionghoa yang hadir sebesar ratusan juta rupiah.

“Semua barang-barang yang dilelang malam ini, original, asli. Ada sertifikatnya dan kita jamin bapak-bapak dan ibu-ibu akan puas mendapatkannya,” teriak Asmin Patros dalam logat Mandarinnya didepan ribuan masyarakat tionghoa yang hadir dari berbagai daerah di Kepri, Singapura dan Malaysia.

Sementara itu pada siang harinya, seorang warga yang sudah kemasukan roh Dewa Guan Shen Di Jun berkenan melakukan pemberkatan lokasi lelang yang diletakkan ditengah-tengah halaman kelenteng. “Kita ingin membangun patung Dewa Guan Shen Di Jun, kalau Warta Tanjunguban.

Ribuan masyarakat tionghoa tumpah ruah mendatangi kelenteng yang persis menghadap Selat Malaka tersebut. Bau hio yang dibakar warga dari dari pedupaan didepan sejumlah patung dewa menambah sakralnya kegiatan yang dilaksanakan sepanjang hari tersebut. (BW)

Senin, 18 Oktober 2010

TOKOH TANJUNGUBAN

Syamsuddin AT
Ketua Harian IMI Kepri

Turun Ke Anak

    Walaupun cita-cita masa kecilnya tidak tercapai untuk menjadi seorang pembalap sepeda motor terkenal, namun  hal itu tidak membuat kecewa bagi Syamsuddin AT. Pasalnya, salah satu anak kesayangannya saat ini tercatat sebagai salah seorang pembalap yang cukup dikenali di Provinsi Kepri.

“Dulu memang, saya punya cita-cita bisa jadi pembalap terkenal di daerah ini. Kalau mereka sudah memakai pakaian balap kayaknya gagah gitu,” ungkap Ketua Harian Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Kepulauan Riau ini.

Walau cita-cita alumnus STMN Tanjungpinang jurusan mesin ini kandas karena persoalan ekonomi kedua orangtuanya saat itu namun ketika Ivan AG, salah satu anaknya mengungkapkan keinginannya untuk menekuni olahraga balap motor cilik (mocil) memori masa lalu itu terkenang kembali.

Kini, untuk memenuhi keinginan dan hobi anaknya tersebut, pengusaha jasa perhubungan darat ini rela mengeluarkan uang berjuta-juta rupiah sekedar untuk membelikan satu unit mocil atau membelikan pakaian balap yang lengkap dan sesuai standar lomba balap.

Hasil pengorbanannya selama ini dan berkat kemauan dan kerja keras yang ditunjukkan anaknya selama beberapa tahun lalu, akhirnya nama Ivan AG mampu mengharumkan nama Tanjunguban, tidak hanya ditingkat Kabupaten Bintan ataupun Provinsi Kepri tetapi hingga ke mancanegara.

Menurut Sam, penyaluran minat dan hobi generasi muda kepada olahraga balap diarena mampu mengeliminir terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain sudah dilengkapi dengan pakai balap yang memenuhi standar keselamatan seperti dilengkapi bantalan pada bahu, siku, kedua sisi badan dan sendi panggul, bagian belakang badan dan lutut.

Balapan diarena juga searah dan tidak seperti apabila dilakukan dijalanraya yang tentunya banyak kenderaan dari berbagai arah. “Jadi bagi orangtua untuk tidak khawatir kalau ada anak-anak kita yang ingin menekuni olahraga balap secara professional. Biarkan bakat dan minat anak-anak berkembang secara alami, kita tinggal menudkung saja,” tandas Sam. (BW)

REI Sudah Bagi-Bagikan Jatah Listrik Untuk Developer

REI Sudah Bagi-Bagikan Jatah Listrik Untuk Developer

TANJUNGUBAN –
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Kepri menegaskan pembagian jatah 50 persen pasang baru listrik PLN untuk anggotanya di Tanjunguban sudah kelar. Untuk wilayah Tanjunguban, dicapai kesepakatan untuk membagi jatah pasang baru tersebut berdasarkan kesepakatan bersama.

“Kalau mereka (developer) mengatakan itu (persentase pembagian) belum pernah ada, itu bukan anggota REI. Kita sudah rapat lebih dari 4 kali untuk menentukan itu. Itu sudah kita bagi dan kalau menyatakan itu belum pernah ada, mereka bukan anggota REI,” ungkap Ketua REI Kepri Ahmad Mipon kepada Warta Tanjunguban, Minggu (10/10).

Menurut Mipon, saat ini developer yang terdaftar sebagai anggota REI Kepri di Tanjunguban hanya dua. Masing-masing dengan nama pemilik (owner) Akok dan Suryono. Selebihnya kata dia, ada developer yang tidak mau memperpanjang karena beranggapan kalau selama ini menjadi anggota REI tidak bermanfaat..

Terkait persentase pembagian jatah pasang baru listrik dari PLN, Mipon mengatakan kalau mereka memakai kesepakatan bersama. Pasalnya kalau mempergunakan azas keadilan, hal itu menimbulkan semacam protes dari developer yang membangun rumah dalam jumlah besar.

“Kita tidak berdasarkan jumlah anggota saja. Kalau berdasarkan keadilan, susah nanti. Yang besar dan yang kecil harus dibagi sama, itu adil. Tapi yang besar mengatakan itu tidak adil. Jadi mau tidak mau, kita adakan pembicaraan, adakan rapat. Kalau kesepakatan bersama sudah puas, puaslah. Gak ada yang nangis disitu,” tegas Mipon.

Disinggung belum adanya surat pemberitahuan pembagian jatah pasang baru dari REI sebagaimana disampaikan Manajer PLN Tanjunguban beberapa waktu lalu, Mipon mengatakan kalau yang ngomong bukan bidangnya.

Selama ini, REI hanya berkoordinasi dengan Pimpinan PLN Wilayah Kepri yang mengarahkan untuk memasukkan surat pemberitahuan ke Manajer PLN Cabang Tanjungpinang. “Jadi kami tidak berkoordinasi dengan masing-masing wilayah,” ujar Mipon.

Seraya mengakhiri, Mipon menegaskan kepada semua developer yang terdaftar sebagai anggota REI untuk tidak khawatir terhadap kondisi kelistrikan yang ada di Kepri. Mipon menjamin bahwa kedepan, 95 persen persoalan listrik tidak akan terjadi lagi. “Listrik tidak ada maslaah lagi, silahkan bangun,” tegas Mipon.

Sedangkan bagi anggota REI yang keluar, Mipon mengimbau untuk segera berkomunikasi dengan skretariat REI. REI kata Mipon mampu memberikan bantuan uang bagi anggota yang kesulitan dana. Begitu juga bagi anggota REI yang tidak punya uang untuk memasukkan listrik bisa dibantu melalui BTN untuk mengeluarkan dana listrik mereka.

“Untuk pembagian pasang baru listrik PLN, bagi perumahan diluar REI antri dengan perumahan umum. Kalau REI, ada pembagian sebagaimana ditetapkan PLN. Ini berlaku diseluruh Indonesia, bukan di Kepri saja,” ujar calon wakil bupati Bintan yang pernah berpasangan dengan mantan Bupati Bintan Andi Rivai Siregar ini,.

Kurang Tanggap

Sementara itu sejumlah developer yang pernah menjadi anggota REI Kepri dalam kesempatan terpisah kepada Warta Tanjunguban mengatakan, mundurnya mereka dari keanggotaan karena kurang tanggapnya REI dalam menanggapi kesulitan anggotanya.

“Saya mundur, karena selama ini REI tidak mampu memberikan solusi terkait persoalan yang dihadapi developer, seperti listrik,” ungkap William, bos Perumahan Bukit Air Molek di Sungai Kecil, Kecamatan Teluk Sebong kepada harian ini.

Dia tidak mempersoalkan jatah pembagian pasang baru listrik yang didapat REI. Pasalnya selama ini, dia memilih lokasi yang sudah terdapat aliran listriknya. “Kalau sekarang, biar seperti sekarang saja. Belum ada rencana (bangun baru),” tandas William.

Sedangkan terpisah, Akuang, bos Perumahan Indunsuri Raya Tanjunguban kepada harian ini mengaku bingung terkait tidak adanya koordinasi antara REI dengan dirinya. Padahal selama ini dia sudah memenuhi semua kewajiban keanggotaanya sebagai anggota REI.

Dia mengaku sangat berharap bisa dimasukkan sebagai salah satu developer dengan jatah pasang baru listrik PLN tersebut. Namun kalau kemudian REI menganggap dia bukan sebagai anggota maka tentunya dia tidak bisa berbuat banyak. “Memang sih, untuk iuran tahun 2010 saya belum bayar, tapi tahun-tahun sebelumnya sudah,” tandas Akuang.

Menanggapi hal itu, Ahmad Mipon kepada harian ini mengatakan REI bukan pemilik saham di PLN. Kalau saja REI memiliki saham 50 persen saja di PLN maka persoalan-persoalan kelistrikan bagi perumahan tidak akan pernah terjadi.

“Dia fikir kita punya saham 50 persen di PLN. Sebentar saja kita sambungkan.,” tegas Mipon. Adanya kebijakan 50 persen pasang baru yang disetujui PLN kata Mipon tidak terlepas dari peran DPR RI di Jakarta.

Setelah adanya desakan dari REI beberapa waktu lalu ke DPR RI dan ditindaklanjuti dengan turunnya anggaran bagi PLN, akhirnya disepakati dilakukan penyambungan baru untuk masyarakat umum dan perumahan anggota REI. “REI itu cuma wadah berkumpul saja, bukan mementukan listrik harus nnyambung, sertifikat harus keluar, membangun rumah itu tugas developer,” tutur Mipon.

Disinggung status keanggotan REI atas nama Akuang, Mipon mengatakan setahunya, Akuang belum terdaftar sebagai anggota REI. Kalaupun pernah menjadi anggota kata Mipon berkemungkinan Akuang tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota.

Setiap anggota REI kata Mipon mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tahun. Sedangkan bagi anggota yang terlambat atau menunggak iuran menurut pendapat Mipon bukan anggota REI. “Kalau sudah setahun meninggalkan rumah, dia bukan penghuni rumah itu lagi,” ujar Mipon.

Seraya mengakhiri, Mipon mengimbau kepada developer yang belum menjadi anggota REI untuk segera mendaftarkan diri. “Kalau belum terdaftar, cepat daftar. Kita akan prioritaskan (sambungan baru PLN) untuk tahun berikutnya,” janji Mipon mengakhiri.(BW)

Minggu, 17 Oktober 2010

Gara-Gara Listrik Padam
HPPI Kecewa Investor Batal Tanamkan Modal

BINTAN –
Ketua Himpunan Pemuda Pengusaha Indonesia (HPPI) Kabupaten Bintan mengaku kecewa terhadap manajemen PLN Tanjungpinang yang melakukan pemadaman disaat mereka sedang menjamu calon investor di Kijang belum lama ini.

Padahal kedua investor asal China tersebut sudah 90 persen menyatakan minatnya untuk menanamkan investasinya di Kijang, Bintan Timur dalam bidang penambangan bauksit. “Gara-gara listrik padam, gagal rencana investasi dari dua pengusaha dari Cina,” ungkap Ketua HPPI Bintan Hasriawadi kepada Warta Tanjunguban, Selasa (12/10).

Menurutnya, beberapa hari lalu, dia sedang menjamu kedua investor asal Cina tersebut sebagai bentuk ungkapan silaturahmi tuan rumah atas realisasi penanaman modal di Bintan. Namun saat mereka sedang asyik menyantap makanan, tiba-tiba kipas angin dan lampu direstoran tersebut mati mendadak.

Hal ini menjadi pertanyaan dari kedua pimpinan perusahaan asal Fu Ying, RRC tersebut kepada dirinya. Karena tidak ingin menutupi kondisi yang terjadi, tentunya dia menyampaikan kondisi sebenar listrik yang terjadi di Tanjungpinang.

Saat itu juga mereka terkejut dan menyatakan ketidak percayaan kalau persoalan listrik masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat di Bintan. “Dari situ akhirnya sampai hari ini tidak ada lagi komunikasi antara kami dengan pengusaha asal Cina tadi,” ungkap Gentong kecewa.

Terkait kondisi ini, Gentong meminta kepada gubernur Kepri untuk bisa menekankan kepada manajemen PLN Tanjungpinang untuk komit dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ada di Pulau Bintan. Gubernur juga diharapkan untuk memberikan jaminan kalau persoalan listrik di Pulau Bintan tidak menjadi momok menakutkan, tidak saja bagi masyarakat tetapi juga bagi para pengusaha yang mau menanamkan modalnya di Pulau Bintan.

Selain itu, dengan adanya kebijakan pasang baru yang sudah mulai dilaksanakan oleh manajemen PLN sejak beberapa hari lalu juga jangan sampai menjadi titik lemah pelayanan PLN di Pulau Bintan. Pasalnya, kalau kriris listrik di Pulau Bintan kembali terjadi seperti 1-2 tahun lalu maka dia yakin, Pulau Bintan sulit untuk maju dan berkembang seperti Pulau Batam.

“Tinggal sekarang, bagaimana Bapak Gubernur tetap konsisten dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja PLN. Jangan sampai kejar target tetapi pada akhirnya malah menciptakan krisis listrik seperti setahun lalu,” tandas Hasriawadi. (BW)